Welcome...

Selamat datang di blog saya. Senang sekali ada yang mau berkunjung. Mencoba menjadi penulis yang baik. Menuliskan topik yang terjadi di sehari-hari berdasarkan pengalaman pribadi, lumayan panjang (walaupun capek mikir dan ngetik wakakaka...), inspiratif, informatif, dan tidak membosankan pembaca (karena saya males baca sebenarnya)... Semoga blog ini bermanfaat buat semua yang mampir. Terima kasih... :)

Thursday, December 22, 2011

Dicari : Dokter Yang Bisa Menyembuhkan Segala Macam Penyakit

Beberapa waktu yang lalu aku bersama dua orang teman pergi makan makanan Korea di daerah Bintaro. Seperti biasanya para cewek kalau berkumpul sukanya ngerumpi. Dan biasanya kalau mahasiswa-mahasiswa ngerumpi pasti isi rumpian seputar teman-teman atau yups... ! Dosen tentunya. Hari itu teman tersebut bercerita tentang seorang dosen (yang notabene adalah seorang dokter juga, maklum kami adalah anak-anak kedokteran). Ceritanya dokter tersebut sangat suka bercerita tentang betapa hebat kemampuannya dalam mengobati pasien. Teman ini saat mendengar tentang kehebatan dokter ini, tentu saja menjadi tertarik. Dia kemudian merekomendasikan dokter ini ke om-nya yang sedang sakit. Akhirnya om teman ini berobatlah ke dokter ini. Dokter ini menyarankan kepada om teman ini untuk menghentikan pengobatan yang diberikan oleh dokter yang menangani sebelumnya. Singkat cerita, setelah berobat, om teman ini bukannya sembuh malah penyakitnya semakin parah.

Temans... Pernahkah kalian sakit? Tentu saja pernah bukan. Saat sakit, tentunya kalian akan berobat ke dokter. Apa yang diharapkan dari dokter yang menangani kalian itu ? Pastinya semua pasien yang datang berobat ke dokter menginginkan kesembuhan. Istilahnya hasil dengan biaya yang dikeluarkan harus seimbang. Maklumlah mengingat biaya berobat sekarang ini sangat mahal. Cerita di atas mungkin sering kalian dengar bukan? Dokter yang kelihatannya hebat namun kemampuan mengobatinya NOL...

Temans... Pernahkah kalian berpikir atau bertanya kepada diri kalian sendiri. "Apakah dokter itu bisa menyembuhkan segala macam penyakit?" Atau bepikir seperti ini, "Apakah dokter itu sama seperti Tuhan yang mampu mengobati segala macam penyakit?"

Bukan karena aku anak kedokteran atau doctor sehingga bisa berbicara seperti ini. Mungkin kalian pernah mendengar pernyataan seperti ini, "Halah... Dokter mah di mana-mana sama saja. Walaupun sudah ketahuan malpraktek pasti deh akan dibela oleh rekan sejawatnya. Maklumlah mereka tu semuanya satu komplotan." Satu komplotan apa? Sindikat Dokter Indonesia? Sindikat itu mafia kali... Hehehe...

Pernahkah kalian orang yang bukan berkecimpung dalam dunia medis berpikir mengenai kami, para budak-budak manusia alias para dokter? Pernahkah kalian berpikir mengenai masalah yang kami hadapi? Mulai betapa susahnya saat mau masuk fakultas kedokteran? Ujian masuk yang sulit. Saat sudah masuk kuliah, berapa banyak hal yang harus kami pelajari? Tahukah kamu semua bahwa kami juga belajar statistik? Kami belajar communication skill. Kami belajar mengenai Etika Kedokteran. Kami belajar mengenai Hukum juga. Belajar bagaimana membuat program kesehatan, dll. Kami belajar itu semua bukan hanya belajar mengenai anatomi tubuh manusia, biologi, histologi, fisiologi, dll. Apakah kalian juga pernah berpikir betapa sedikitnya jam tidur kami? Ketika orang-orang terlelap dalam mimpi yang indah, kami harus bangun untuk menghafalkan pelajaran. Saat orang-orang memeluk guling yang empuk dan tidur di ranjang dengan nyaman, kami harus jaga malam. Kami harus berurusan dengan pihak kepolisian yang meminta visum. Kami harus membuat visum et repertum yang ajubile bikin sakit kepala karena laporannya harus detail (kantong baju ukurannya berapa kali berapa, letaknya di sebelah mana, isi kantong tersebut apakah ada/tidak, kalau ada isinya apa? dll). Setiap kali kami melakukan kesalahan pasti akan menjadi sorotan media. Menghadapi tuntutan hukum. Menerima cercaan sana sini. Banyak dokter-dokter yang hidup berintegritas dan memegang teguh sumpah mereka, namun pernahkah mereka meminta penghargaan/mendapat sorotan media? Tidak teman-teman... Taukah kalian kalau kami pun bisa sedih. Kami juga bisa marah. Kamu juga bisa kecewa. Bisa stress... Kenapa tidak? Karena kami setiap harinya bergelut dengan hidup mati seseorang.

"Tapi kan jadi dokter banyak duit. Liat saja dokter tarifnya mahal." Hal itu yang selalu menjadi excuse orang-orang... Pernahkah berpikir demikian. "Apakah nilai uang tersebut sebanding dengan pertanggungjawaban kami para dokter di hadapan Sang pencipta?"

Temans... Ingatlah ini... DOKTER JUGA MANUSIA... Dokter bisa saja salah. Dokter bukan Tuhan dan tidak akan pernah menjadi Tuhan.

Tidak ada manusia yang sempurna temans... Begitu juga halnya dengan kami...

Sunday, December 18, 2011

Gadis Penjual Jajanan Pasar


Tidak tahu ini suatu kebiasaan yang baik atau buruk, namun aku sering melakukannya. Saat berkendara, aku sering sekali memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang dari balik jendela mobil. Di daerah Pasar Kramat Jati tepatnya di depan Plaza Kramat Jati Indah, ada seorang gadis penjual jajanan pasar yang menarik perhatianku setiap kali lewat di sana. Menarik dalam artian ada sesuatu dalam dirinya yang berbeda, berbeda bukan secara fisik. Secara fisik, menurut pandanganku dia tidak cantik. 

Pertama kali melihatnya mungkin setahun yang lalu. Saat itu dia sedang membantu seorang wanita usia paruh baya berjualan. Tebakanku mungkin itu ibunya atau tantenya? Aku tidak tahu. Awal pertama itu aku melihat penampilannya biasa-biasa saja. Pakaiannya kaos dan celana panjang jins. Lama-kelamaan mungkin sekitar seminggu kemudian, penampilannya berubah. Dia memakai pakaian yang cukup ketat hingga menonjolkan lekuk-lekuk tubuhnya dan ya dia juga dandan. Dandanan yang menurut pandangan mata dan pemikiranku yang kolot ini berlebihan. Riasan wajah menor dengan lapisan bedak yang cukup tebal, warna yang ditambahkan pada pipinya sangat merah dan bibir yang terpoles lipstik merah menyala. 

Beberapa hari berlalu, penampilan gadis itu masih juga seperti itu. Dan ya seperti tebakanku, penampilan itu menarik perhatian beberapa orang pemuda. Pemuda-pemuda mampir untuk membeli kue-kue sekaligus menggodanya. Mereka bercanda. Gadis itu tertawa genit. Begitulah waktu berlalu tidak terasa hingga suatu hari aku melihat perubahan drastis pada penampilan gadis itu. Cukup mengejutkan. Dia memakai jilbab dan pakaiannya tertutup. Walaupun aku bukan seorang muslim, namun aku suka sekali melihat seorang muslim mengenakan jilbab. Muslimah berjilbab itu kelihatan cantik, anggun, sopan, dan terpelajar. Namun sayangnya gadis itu tidak tampak seperti itu. Dia sepertinya kehilangan sesuatu di dalam dirinya. Tubuhnya seolah-olah tanpa jiwa. Tidak ada binar kehidupan yang terpancar dari matanya. Tidak ada senyuman di bibirnya. Pembeli pun nyaris tidak ada. Tidak seperti sebelumnya yang lumayan banyak ketika penampilannya seronok. Ya begitulah manusia yang tertarik dengan apa yang memuaskan mata dan keinginan daging.

Pernah terlintas dalam benakku. Kehidupan seperti apa yang dijalani gadis itu? Apa yang telah terjadi padanya sehingga dia seolah-olah kehilangan kehidupan? Bukankah mengenakan jilbab itu harusnya memancarkan suatu aura murni dan suci? Tapi gadis itu... ? Mungkinkah sesuatu yang buruk terjadi padanya? Oh... Imajinasiku terlalu hidup dan melayang-layang...

Cermin-Cermin Di Rumahku Berkata Apa Tentang Diriku?
Saat pulang ke rumah hari ini aku memikirkan gadis itu. Ada suatu pemikiran yang terlintas di kepalaku. Belakangan ini aku ketika melihat pantulan gambar diri sendiri di cermin, aku melihat sudah tidak ada lagi binar-binar kehidupan di sana. Usiaku sudah seperempat abad tahun ini namun rasanya aku merasa usiaku lebih tua dari nenek sendiri yang sudah 70 tahun lebih. Ke mana keceriaan dan kegembiraan masa muda itu hilang? Aku tidak tahu jawabnya. Di persimpangan jalan kehidupan saat harus memilih dan memutuskan langkah yang harus diambil selalu ada kebimbangan. Bagaimanapun juga keputusan harus diambil sekalipun itu sulit untuk dilakukan. Ada kekecewaan dan kepahitan. Itu suatu hal yang pasti.

Tuhankah Satu-Satunya Pilihan Terakhir?
Saat melihat gadis itu berjilbab. Aku terpikir mungkin dia mengalami suatu kehidupan yang sulit sehingga membuat dia memakai jilbab. Aku berpikir ada sesuatu yang terjadi sehingga dia insaf sehingga akhirnya memutuskan mengenakan jilbab.

Jika melihat hidupku, aku bisa mengatakan bahwa aku bukanlah orang yang hidup benar dan suci. Aku manusia berdosa yang hina. Aku selalu berpikir sungguh amat kasihan Tuhan selalu menjadi pilihan terakhir ketika manusia sudah tidak menemukan jalan keluar lagi dari segala macam permasalahan dalam hidup. Sungguh kasihan dan piciknya kita sebagai manusia. Kita selalu beranggapan Tuhan itu adalah "Problem Solver" kita. Ketika kita merasakan kesenangan dan kenikmatan dunia, kita sering sekali melupakan Pencipta kita. Tuhan ada entah di mana kita letakkan dalam prioritas hidup.

Aku heran juga sama Tuhan. Kenapa Dia begitu baik sama kita manusia yang sering sekali mengecewakan-Nya? Kenapa Dia bisa begitu mencintai manusia yang tidak pernah bisa mambalas cinta kasih-Nya? Seandainya aku jadi Tuhan, mungkin aku akan membasmi semua manusia. Akan kubinasakan dan kuhancur-hancurkan mereka. Tapi sayangnya aku bukan Tuhan dan untungnya aku bukan Tuhan.

Teman-teman... Mari bersama-sama kita renungkan betapa baiknya Tuhan kita itu. Dia mau mati buat menebus kita. Jangan hanya datang pada-Nya saat sulit saja, namun datanglah pada-Nya dalam kondisi apapun juga...

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yoh 3:16

Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (Roma 5:15-21).  

Lalu bagaimanakah kehidupan kita? Apakah sudah memancarkan kasih?
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (I Korintus 13:4-7)

Apakah kita sudah menghasilkan buah-buah Roh?
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Galatia 5:22-23)

Friday, December 16, 2011

Aku Mencintai Dia Yang Hidup

Aku mencintai Dia yang hidup
Allah yang terlebih dahulu mencintaiku
Aku mencintai Dia yang hidup
Allah yang cinta-Nya membuatku terpukau
Aku mencintai Dia yang hidup
Allah yang mati buatku
Aku mencintai Dia yang hidup
Allah yang membayar lunas hutang-hutangku dengan darah-Nya
Aku mencintai Dia yang hidup
Allah yang cinta-Nya lebih dari cukup
Aku mencintai Dia yang hidup dengan cinta yang tak sempuna
Namun Dia tak pernah berhenti mencintaiku dengan cinta-Nya yang sempurna

Wednesday, November 16, 2011

Jangan Pernah Berhenti... Belajar

Seperti yang telah kuceritakan sebelumnya bahwa aku telah menyelesaikan ujian kompetensi. Sebulan setelah ujian barulah keluar pengumuman kelulusan. Di sela-sela waktu antara ujian sampai STR (surat tanda registrasi) keluar, aku tidak bisa bekerja karena hal itu tidak dibenarkan secara hukum. Waktu jeda tersebut rencananya akan dipakai untuk "Lazy Time" kalau misalnya tidak melakukan pencarian dana/rapat KMdN XVIII. 

Hari ini merupakan "Lazy Time" hari keempat. "Lazy Time" itu diisi dengan makan, tidur, nonton dvd, atau baca komik. Nah hari ini aku diajak makan adikku di kawasan Jakarta Selatan. Setelah makan, aku ke sebuah toko buku ya kali aja bisa baca komik atau novel yang pembungkusnya terbuka (Aku suka baca novel atau komik gratisan di toko buka tapi pantang untuk membuka plastik buku tanpa membeli jadi ya para pemilik toko buku tidak usah takut. Kalau bukunya bagus dan aku suka pasti kubeli kok). Biasanya saat di toko buku aku paling suka ke bagian komik atau novel dan kadang-kadang ke bagian buku rohani atau sejarah). Ntah kenapa hari ini aku iseng-iseng saja keliling mengitari toko buku. Ketika sedang mengitari itu, aku tertarik dengan beberapa buah buku yang membahas mengenai kaum Yahudi. Aku tertarik membaca mengenai bangsa Yahudi itu bukan ada maksud-maksud tertentu apapun itu. Aku cuma ingin memuaskan keingintahuan mengenai bangsa terpilih itu karena sering sekali mendengar atau membaca caci maki terhadap mereka di media massa. Dari beberapa buku yang menarik perhatian, ada 2 buku yang aku baca walaupun cuma sekilas yakni Rahasia-rahasia otak Orang Yahudi, Cina, dan Jawa oleh Zahrotul Umamah el- AziziAgus Hariyanto serta Jerome Becomes A Genius : Mengungkap Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi ditulis Eran Katz. Memang aku mengakui bahwa orang Yahudi memang jenius, orang Cina ulet dan pekerja keras serta orang Jawa yang budayanya sangat khas. Setelah membaca buku tersebut aku malu pada diriku sendiri. Aku selama ini belum mengusahakan seluruh talenta yang diberikan padaku olehNya. Aku belum menghasilkan buah-buah Roh yang berkenan padaNya. Seandainya kelak aku bertemu denganNya dan Dia bertanya mengenai talentaku, apakah yang harus aku jawab? Aku mengakui bahwa selama ini masih malas. Masih belum sungguh-sungguh. Katanya mau memberikan yang terbaik tapi masih seperti ini. Masih belum berubah sama sekali. Tiba-tiba aku teringat pada ayat ini...

Hai pemalas pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.  Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata. Amsal 6:6-11

Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan: semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu, belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur, cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja. Ada tiga binatang yang gagah langkahnya, bahkan, empat hal yang gagah jalannya, yakni: singa, yang terkuat di antara binatang, yang tidak mundur terhadap apapun. Ayam jantan yang angkuh, atau kambing jantan, dan seorang raja yang berjalan di depan rakyatnya. Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut! Sebab, kalau susu ditekan, mentega dihasilkan, dan kalau hidung ditekan, darah keluar, dan kalau kemarahan ditekan, pertengkaran timbul. Amsal 30:24-33

Tuhan... Aku ingin menjadi semakin serupa dengan Engkau. Aku ingin menyenangkan hatiMu. Aku ingin kelak saat kita bertemu, Engkau bisa berkata, "Well done My child". Untuk itulah aku perlu semakin banyak belajar.

Amin... Soli Deo Gloria

Monday, November 14, 2011

The Most Valuable Gift... Life

Sudah lama tidak blogging lagi. Hahaha... Banyak hal yang terjadi. Banyak hal yang mau diceritakan. Senang sekali rasanya telah selesai ujian. Thanks God... Apapun hasilnya aku tetap bersyukur.

Beberapa waktu lalu, sehabis ujian aku ingin sekali merayakannya dengan "adrenalin rush" alias dengan lari sepuas-puas dan selama yang aku bisa di treadmill. Jadinya aku ke gym hari itu setelah membeli buku pesanan teman. Saat itu kupikir telah membawa baju, celana, sepatu, air minum, kartu membership, gembok tapi ternyata tidak. Sewaktu telah di gym barulah aku menyadari bahwa telah lupa membawa sepatu. MAU LARI TAPI LUPA BAWA SEPATU. Hahaha... Bagaimana bisa? Akhirnya kuputuskanlah untuk sauna dan mandi saja.

Saat sauna, aku membawa majalah yang kupinjam dari cafe gym tersebut. Isi majalah itu mengenai "CANTIK". Sekilas tentang isi majalah tersebut... Ada seorang cewek sebut saja Nina, dia tinggi, langsing, cantik, kulit putih, rambut panjang lurus, pintar, dll. Pokoknya tipe yang kalau diikut sertakan dalam kontes-kontes kecantikan pasti menanglah. Namun sayangnya Nina ini tidak percaya diri dengan potensi yang dimilikinya. Cantik, Baik, Berasal dari keluarga dengan bibit bebet bobot yang oke punya, Pintar, dll. Dia selalu merasa hidupnya suram, kurang merasa berharga, tidak cantik. Dalam majalah tersebut dikatakan cantik itu identik dengan rasa percaya diri dan biasanya orang-orang yang demikian hidupnya lebih bermakna alias lebih baik.

Lalu teringatlah aku akan diriku dan hidupku...

Kadang aku masih seperti Nina yang kurang bisa bersyukur akan smua hal yang ada dalam hidupku. Keluarga, pendidikan, teman-teman, dll. Aku masih sering sekali membanding-bandingkan diri dengan keadaan orang lain. Masih seringkali berambisi untuk meraih hal-hal yang lebih tinggi. Sebenarnya tidak masalah berambisi namun perlu bersyukur dengan apa yang dimiliki. Tidak masalah berambisi, yang salah itu ambisi menjadi obsesi. Yang salah itu ambisi tanpa melibatkan Tuhan. Yang salah itu ambisi bertentangan dengan kehendak Tuhan. Jangan sampai ambisi itu ternyata "sampah" bagi Tuhan.

Jika kita berpikir tentang bersyukur, pastilah selalu identik dengan keberhasilan, tentang apa yang paling berharga. Berbicara mengenai sesuatu yang berharga pernahkah kita berpikir bahwa yang paling berharga itu sebenarnya adalah hidup baru yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Dia telah mati gantikan kita di kayu salib. Hadiah terbesar dalam hidup yang sangat amat perlu kita syukuri adalah hidup baru dalam anugerah keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus saat mati di kayu salib sekali untuk selamanya.





Monday, November 7, 2011

Hal Terutama yang Sering Terlupakan

Wakakaka... Sepertinya blog hari ini dirapel ya penulisannya. :)

Beberapa waktu belakangan ini lagi suka-sukanya baca blog orang. Nah salah satu topik yang aku baca itu tentang
The 5 Love Languages

Nah iseng-isenglah aku mencoba ikut tesnya di internet. Inilah hasilnya...
1. Quality Time
2 dan 3. Acts of Service dan Physical Touch (score sama)
4. Receiving Gifts
5. Words of Affirmation
Hmm... Aku sebenarnya tidak tau kriteria diagnosis The 5 Love Languages itu seperti apa? Maksudku dasar pemikiran sehingga dibuatlah pembagian ini. Aku cuma pengen sharing saja bahwa menurutku kriteria ini pada diriku cukup memenuhi. 
Nah... Ntah kenapa setelah ada hasilnya, aku kepikiran seperti ini. Bahasa cinta tidak tau kenapa sering sekali dikaitkan erat dengan pacar, pasangan hidup atau ntah apapun sebutannya. 
Kita harus tau bahasa cinta pasangan kita itu apa supaya kita bisa lebih mengerti dirinya...
Manusia memang aneh kadang-kadang jika kupikir-pikir atau aku yang aneh kalau sedang berpikir?
KENAPA YA KITA HANYA INGIN MENGERTI BAHASA CINTA PASANGAN KITA NAMUN JARANG MAU MENGERTI BAHASA CINTA TUHAN KITA? PADAHAL TUHAN KITA MAU DIKENAL DENGAN LEBIH MENDALAM LAGI LHO... 
Pernah kita berpikir untuk mencari tahu bahasa cinta Allah? 




Respon yang Berbeda

Sudah beberapa hari ini tidak nulis blog lagi. Sebenarnya kangen sih pengen cerita-cerita tapi ya kadang takut juga kalo mo bercerita di blog soalnya seringkali (bukan kadang lagi) mulut ini tidak ada sensorannya (belum ada lembaga sensor sih buat mulut). Hahahaha... Aku takut nanti seandainya ada pembaca yang merasa tersinggung karena berpikir dialah yang sedang diceritain di sini soalnya ada pernah teman yang merasa seperti itu. Padahal bukan dia yang diceritain. Hehehe... :P

Lanjut...

Beberapa hari lalu aku sms seorang teman. Aku meminta dia mengembalikan barang yang sudah kupinjamkan selama berbulan-bulan lalu. Saat itu dia berespon positif alias dia berjanji akan mengembalikan barang tersebut. Keesokan harinya saat sedang dalam perjalanan ke tempat pertemuan, aku sms dia lagi untuk memastikan. Ternyata hasilnya mengecewakan... Kondisi seperti ini sebenarnya membuatku kesel dong.

Seperti biasa respon orang bersalah, "Meminta Maaf."

Karena dia sudah meminta maaf ya makanya kumaafkan.

Lalu teringatlah aku akan kejadian beberapa waktu sebelumnya. Saat itu aku yang berada pada posisi yang sama seperti teman ini. Aku berjanji pada seseorang namun tidak bisa menepatinya.

Respons orang bersalah saat itu yakni aku sama seperti orang-orang lainnya, "Meminta Maaf."

Ironisnya... orang yang kepadanya aku bersalah adalah pacar teman yang mengecewakan tadi.

Tambah IRONIS lagi... Pacar temen itu menanggapi permintaan maafku dengan "AMAT SANGAT DINGIN." Versi lebay aku

Aku cuma bisa tertawa sinis saja menghadapi kejadian itu.

Ternyata...

HUKUM KASIH ITU SULIT UNTUK DITERAPKAN TERUTAMA JIKA ORANG YANG BERSALAH/ORANG-ORANG YANG DEKAT DENGAN ORANG YANG BERSALAH KEPADA KITA PERNAH MENYAKITI KITA.

"KASIHILAH MUSUHMU DAN BERDOALAH UNTUK MEREKA YANG MENGANIAYA KAMU". Perlu perjuangan untuk mengasihi...

Ternyata...
ALLAH ITU AMAT SANGAT SABAR DAN MAHA PENGAMPUN. Mau mengasihi dan mengampuni bahkan mau mati untuk orang-orang yang tak pantas untuk dikasihi dan diampuni seperti aku ini...

Ternyata...

RESPON ORANG YANG MERASAKAN KASIH ALLAH AKAN SANGAT BERBEDA DIBANDINGKAN ORANG-ORANG YANG TIDAK MENGERTI AKAN ARTI KASIH.

Dua kejadian yang sama pada orang berbeda bisa memberikan respon yang berbeda. Manusia itu benar-benar kompleks...

Tuesday, November 1, 2011

Kehidupan Dimulai Saat...

Beberapa hari terakhir ini aku banyak sekali membaca blog yang sangat memberkati. Aku belajar dari kisah-kisah mereka dalam menggumuli panggilan hidup. Tentang beratnya tantangan sekaligus penyertaan Tuhan yang tidak pernah terlambat.
Belum Terlambat Untuk Memulai
Berbicara mengenai panggilan hidup, banyak orang yang akan berpikir bahwa itu hanya milik hamba Tuhan atau misionaris atau apapun sebutan untuk itu. Berbicara mengenai panggilan hidup, mungkin kita berpikir mengenai apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah nanti. Berbicara mengenai panggilan hidup, mungkin kita berpikir mengenai apa yang akan dilakukan setelah kehidupan mapan (berada pada puncak karier, memiliki kekayaan yang melimpah, anak-anak sudah hidup sejahtera, semua hal yang berhubungan dengan materi, kenyamanan, kesuksesan). Benarkah seperti itu? Bagaimana pendapat yang lain? Bagaimana pendapat Tuhan?

Mungkin tidak pantas juga tak layak bagiku untuk menuliskan hal ini? Siapa aku? Hanya seorang yang berdosa. Apakah aku sendiri sudah tahu panggilan hidupku?

Pernah suatu hari aku berpikir "Aku ingin seperti Abraham. Aku ingin menemukan suatu tempat yang menjadi KANAAN-ku".

Panggilan hidup... Hanya sedikit orang yang sungguh-sungguh menggumulinya dengan serius. Pertanyaannya, "Kapan harus sungguh-sungguh mulai menggumulinya?", "Kapan panggilan hidup itu dimulai?"

Mari kita lihat tokoh-tokoh di Alkitab. Contoh paling sering diangkat adalah Abraham. Mari kita lihat Kejadian 12. Abraham yang waktu itu bernama Abram pertama kalinya dipanggil oleh Allah ke suatu negeri yang dijanjikan untuk menjadi milik pusakanya. Bagaimana reaksi Abraham? Dia taat. Dia rela melepaskan segala kenyamanan yang dimilikinya Panggilan hidup dimulai ketika Allah memanggil dan kita taat. Bisakah Abraham menolak? Aku rasa bisa saja tapi tentunya dia tidak akan disebut "Bapa orang beriman" dan "Bapa bangsa-bangsa".

Teladan lain yang dapat dilihat adalah Musa. Aku terkagum-kagum dengan tokoh yang satu ini. Seorang pemimpin Israel yang amat tersohor bo... Kisahnya begitu luar biasa. Hidupnya dimulai dalam rancangan Allah. Mulai dari dia lahir, dibesarkan, diajar Tuhan selama pelarian, dibentuk semakin tangguh di padang gurun dalam perjalanaan ke Kanaan walaupun akhirnya dia tidak masuk ke negeri yang dijanjikan. Bahkan Allah sendiri yang menguburkannya. Reaksi dia Taat walaupun awalnya ragu.


Tokoh luar biasa lainnya adalah Paulus. Manusia sempurna dalam pandangan manusia. Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh. Filipi 3:4-16. Familiar dengan perkataan Paulus itu?

Tidak ada kata terlambat untuk memulai Teman... Panggilan hidup kita dimulai dalam rancangan Allah.


Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya. Mazmur 139:13-16



Ke mana saja kutelah sedia
Pimpinan Tuhan tak pernah bersalah
Tolong kutaat memikul salibku
Tuhan pimpinanMu sempurna

Dalam kota besar atau dalam rimba
Jiwa sama berharga di mataMu
Ke mana saja kutelah sedia
Kumau cinta yang dicinta Hu (Ke Mana Saja-Pdt Dr. Stephen Tong)


Selamat menggumuli dan melakukan dengan sungguh-sungguh PANGGILAN HIDUP dari Tuhan


Soli Deo Glori





Monday, October 31, 2011

Anak-Anak Pengamen Di Angkot Menuju Kampung Melayu

Hari Minggu kemarin aku naik angkot 06 dari Pasar Kramat Jati menuju ke Terminal Kampung Melayu. Setelah itu nyambung angkot M01 atau M01A ke daerah Senen lalu dilanjutkan dengan M12 menuju ke Golden Truly. Rencananya hari itu mau rapat Kamp Medis Nasional XVIII di Pintu Air. Saat itu aku duduk di depan, samping sopir angkot.

Di daerah Bidara Cina, naiklah dua orang pengamen. Sejujurnya kadang aku tidak suka dengan pengamen-pengamen tersebut karena sudah suaranya pas-pasan bahkan jelek dan nyanyi pun asal-asalan kadang suka ngotot/maksa untuk diberi imbalan. Kalau suaranya bagus atau niat nyanyi pasti aku kasih. Hari itu entah kenapa aku tiba-tiba berbaik hati untuk memberi walaupun suara mereka sangat amat jelek. Setelah tiba di Terminal Kampung Melayu, tiba-tiba amplop imbalan itu ditarik lalu mereka memaki-maki dengan kata-kata kotor dan tidak sepantasnya diucapkan. Terkejut mendengar kata-kata yang diucapkan secara spontan aku menoleh ke luar jendela untuk melihat siapa sih pengamen-pengamen itu. Alangkah terkejutnya aku melihat kalau pengamen-pengamen tersebut usianya masih cukup kecil sekitar 7-8 tahun. Gila... Anak-anak sekecil itu sudah bisa mengeluarkan kata-kata kotor seperti itu. Setelah kupandangi dengan seksama lagi, ternyata mereka anak yang sama yang kutemui beberapa waktu lalu di angkot. Waktu itu tindakan mereka lebih ekstrim lagi. Meludahi penumpang. Sudah diberi masih pula memaki. Buset da... 

Dalam perjalanan menuju ke Pintu Air, aku merenungkan kejadian tadi. Aku memperoleh beberapa pengajaran dari kejadian tadi... Seringkali...

Dalam hubunganku dengan Bapa di surga, orang-orang lain di sekelilingku, aku pun kerap kali melakukan hal yang sama. Aku seringkali mendukakan mereka dengan kata-kata atau perbuatan-perbuatan yang tidak seharusnya aku katakan atau lakukan. Seringkali aku berpikir...

AKULAH YANG TERUTAMA

AKULAH YANG HARUS DIPRIORITASKAN


AKULAH YANG PALING HEBAT


POKOKNYA


AKULAH YANG TER-...


AKULAH YANG PALING...


AKULAH PUSAT DUNIA...


Jika dipikir ulang lagi. Sungguh aku seperti pengamen-pengamen itu. Tidak tau diri banget. Tidak tau berterima kasih.

Allah sudah begitu baik sama aku. 
Papa mama sudah begitu baik sama aku... 
Adik-adik sudah begitu baik sama aku... 
Teman-teman sudah begitu baik sama aku... 
Orang lain yang tidak kukenal sudah bersikap baik sama aku... 
Namun aku tidak pernah bersyukur
Tidak pernah berterima kasih

Bukan
Bukan akulah yang terutama. 
Bukan untuk itulah aku diciptakan... 
Aku diciptakan untuk...


"Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Matius 22:37-40

Harusnya seperti itulah kita hidup...

Thursday, October 27, 2011

Allah adalah Kasih dan Sumber Kasih


Huah... Sudah lama rasanya y tidak menulis blog lagi. Jika Oktober ini berlalu berarti hampir tiga bulan y... Sebenarnya banyak yang ingin diceritakan tapi tak bisa bercerita. Rentang waktu yang cukup lama. Kejadian-kejadian yang terjadi bisa mempengaruhi bahkan mengubah cara berpikir, pandangan hidup bahkan jalan hidup seseorang. Demikian juga aku. Aku banyak sekali berubah... Pray... Think... Then action...

Hari Minggu kemarin aku mengikuti ibadah di sebuah gereja d daerah Senen. Ada banyak hal yang disampaikan dan aku serap. Tentang mengasihi orang-orang yang terpinggirkan. Tentang bagaimana menjaga kekudusan. Yang paling berkesan saat itu adalah lagu pujiannya. Aku adalah orang yang seimbang dalam visual, auditori maupun kinestetik karena itu mendengarkan bisa sama pentingnya dengan kondisi-kondisi lainnya. Lagu bisa memberikan dampak yang besar terhadap pendengar. Karena itu media audio bisa memberikan dampak yang besar bagi kehidupan. 

Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi FirmanNya.
FirmanNya: "Kamu dalam dunia, bukan dari dunia. Akulah yang memikul sengsaramu."

Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi FirmanNya.
FirmanNya: "Musuhmu kasihilah dan berdoa baginya. Musuhmu kasihilah dan berdoa baginya: Aku yang mendamaikan sengketamu."

Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi FirmanNya.
FirmanNya: "Gandum harus dipendam, baru banyak buahnya. Gandum harus dipendam, baru banyak buahnya: demikian kasihKu di dalammu."

Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi FirmanNya.
FirmanNya: "Jangan hatimu gentar, jangan bimbang dan sendu. Jangan hatimu gentar, jangan bimbang dan sendu: Aku 'kan besertamu selamanya."

KJ 434. Allah Adalah Kasih

Allah adalah Kasih... Pujian tersebut sangat menyentuh hatiku. Jika mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi belakangan ini sulit percaya bahwa "Semua yang diciptakan Allah itu baik" dan aku hampir saja kehilangan imanku sendiri. 

Mungkin yang membaca blog ini bertanya-tanya. Mengapa kronologis ceritanya tidak nyambung? Tidak mengerti alurnya. Baiklah akan kujelaskan...

Blog ini dibuka dengan sebuah puisi (kalau bisa disebut demikian) "Why I always love blue?" kemudian diakhiri dengan Allah adalah kasih, mengapa demikian? 

Why I always love blue itu sebuah konsep kasih yang salah... Kasih yang egois... Not unconditional love. Melambangkan kasih kita. 

Kemudian dilanjutkan dengan penuturan penulis yakni aku sendiri tentang Allah adalah kasih...

Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi FirmanNya.
FirmanNya: "Kamu dalam dunia, bukan dari dunia. Akulah yang memikul sengsaramu."

Kita diingatkan kembali bahwa Allah adalah Kasih dan Sumber Kasih. Kita harus membuka diri bagi Firman-Nya. Kita diberitahukan bahwa kita berasal bukan dari dalam dunia. Kita anak-anak Allah. Kita sudah ditebus oleh darah Kristus. Kerena itu dunia membenci kita. Hidup dalam Tuhan itu sulit. Namun kita harus yakin dan percaya Dialah yang memikul semua sengsara kita.
 
Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi FirmanNya.
FirmanNya: "Musuhmu kasihilah dan berdoa baginya. Musuhmu kasihilah dan berdoa baginya: Aku yang mendamaikan sengketamu."

Seperti yang telah disampaikan pada awal, kita diyakinkan lagi Allah adalah Kasih dan Sumber Kasih. Kita harus membuka hati untuk Firman-Nya. "Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap akal budimu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Itulah hukum yang terutama dan utama." Allah mau supaya kita melakukan hal itu. Mengasihi dan berdoa untuk musuh kita. Sulit sekali melakukan kedua hal tersebut...
 
Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi FirmanNya.
FirmanNya: "Gandum harus dipendam, baru banyak buahnya. Gandum harus dipendam, baru banyak buahnya: demikian kasihKu di dalammu."

Aku tidak tau filosofi tentang gandung, namun aku percaya jika ingin menghasilkan banyak buah harus tinggal dalam Kristus. Makin serupa dengannya.

Allah adalah Kasih dan Sumber kasih. Bukalah hatimu bagi FirmanNya.
FirmanNya: "Jangan hatimu gentar, jangan bimbang dan sendu. Jangan hatimu gentar, jangan bimbang dan sendu: Aku 'kan besertamu selamanya."

Sungguh indah janji penyertaan Tuhan. ”Aku besertamu selamanya”. Apa lagi yg perlu ditakutkan jika Allah beserta dengan kita? Aku mengalami perlindungan Tuhan terhadap musuh-musuhku. Bahkan hal yang bagi orang lain tidak mungkin, bagi Allah semuanya mungkin bisa terjadi.

Terima kasih Tuhan untuk kasih-Mu yang begitu besar. Ajar aku untuk bisa mengasihi-Mu juga mengasihi sesamaku manusia seperti diriku sendiri walaupun aku tahu rasanya itu sulit untuk dilakukan.

Tuesday, August 2, 2011

Stupid Person

Pagi ini aku mengikuti presentasi referat mengenai Tumbuh Kembang Pada Anak. Tumbuh dan kembang itu dua pengertian yang berbeda. Tumbuh adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. Kembang sendiri adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembangan sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Secara garis besar terdapat dua faktor yang harus ada supaya anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dua faktor tersebut adalah genetik dan lingkungan. Genetik memang merupakan faktor pendukung utama, namun jika faktor genetik ini tidak dapat dioptimalkan fungsinya oleh faktor lingkungan akan sayang sekali. Misalnya seorang anak dengan genetik yang baik dimana pada umur tertentu dia seharusnya dapat berbicara namun faktor lingkungan yakni orangtua maupun saudara-saudara tidak mendukung dengan melatih atau mengajaknya berbicara, anak tersebut proses bicaranya akan terhambat. Faktor lingkungan ini terdiri atas komponen mikro (ibu dan anak), mini (keluarga : ayah, paman, kakak, dll), meso (tetangga, teman bermain) dan makro (kebijakan pemerintah). Faktor lingkungan ini memberikan tiga hal yakni kebutuhan fisik-biomedis (ASUH), kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH), dan kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) sehingga tumbuh kembang pada anak dapat terjadi secara optimal.

Pada saat presentasi referat tersebut beberapa orang teman yang duduk di dekatku membicarakan orang-orang yang kelakuannya tidak begitu baik. Mereka mengambil kesimpulan bahwa orang-orang tersebut tidak mendapat ASAH, ASIH, dan ASUH yang baik. Mendengar hal tersebut, aku tertawa dalam hati. Pada saat itu tiba-tiba terbersit dalam pikiran mengenai beberapa orang yang belakangan ini berinteraksi denganku. Orang-orang yang menjengkelkan aku.

Kalau boleh jujur, kondisi emosiku cukup buruk beberapa hari ini. Aku bertemu dengan orang-orang yang suka sekali memaksaku untuk melakukan sesuatu sementara pekerjaanku sendiri belum selesai. Saat aku membantu pun dia cenderung untuk menyalah-nyalahkanku dan menganggapku tidak kompeten untuk membantunya. Jika aku memang tidak kompeten dan dia lebih ahli, ngapain sih dia minta tolong. Kenapa tidak dikerjakan sendiri saja? Aku masih punya kerjaan dan urusan sendiri yang harus aku selesaikan. 

Aku juga bertemu dengan orang lain lagi yang selalu mendebatku mengenai beberapa hal yang secara logika pun pendapatnya tidak masuk akal. Hal tersebut aku tanyakan pula pada orang lain sehingga kebenarannya terbukti, tidak berdasarkan penilaianku saja. Hasilnya adalah pendapatku memang benar. Aku heran dengan orang tersebut. Sudah bodoh suka mendebat dengan pernyataan bodoh dan mengklaim pernyataan bodohnya itu sebagai kebenaran. 

Orang lain lagi kutemui, yang membuatku kesal dengan kesalahpahaman interpretasinya mengenai opiniku. Ketika aku mengeluarkan pernyataan, pernyataan tersebut aku tujukan kepada orang lain, dia malah menganggap pernyataan itu aku tujukan kepada dirinya. Dia sampai mengeluarkan perkataan yang mengatakan bahwa dia begini begitu, mengatakan aku membuat kesimpulan yang salah. Hal tersebut membuatku mengambil kesimpulan tidak perlu membahas lebih lanjut mengenai pernyataanku itu. Dia aku anggap sebagai orang bodoh lainnya. Orang bodoh tidak perlu dipedulikan. Orang bodoh itu bebal. Orang bodoh itu tidak mau menerima pengajaran dan pendapat orang lain. Mereka cenderung membenarkan diri sendiri. Akhirnya aku tahu penyebab mengapa orang-orang cenderung tidak ingin berinteraksi dengannya. Ya karena dia seperti itu.

Setelah merenungkan semuanya itu sampailah aku pada definisi mengenai orang bodoh

Too much talk, less action, not learn, can't control his/her emotion => STUPID PERSON

Saat menulis blog ini pun aku menempatkan diri pada jajaran orang-orang bodoh pula. Pertanyaannya:

Apakah kamu termasuk dalam jajaran orang bodoh?

Siapakah orang-orang bodoh lainnya?

Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan? Amsal 1:22 

Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya. Amsal 1:32 

Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh. Amsal 3:35

Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu. Amsal 8:5 

Orang yang bijak menyembunyikan pengetahuannya, tetapi hati orang bebal menyeru-nyerukan kebodohan. Amsal 12:23 

Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan kebodohan. Amsal 13:16 

Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya. Amsal 14:8 

Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan. Amsal 15:2 

Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan. Amsal 15:14 

Lebih baik berjumpa dengan beruang betina yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya. Amsal 17:12 

Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya. Amsal 18:2 

Jangan berbicara di telinga orang bebal, sebab ia akan meremehkan kata-katamu yang bijak. Amsal 23:9 

Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia. Amsal 26:4 

Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak. Amsal 26:5 

Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya. Amsal 26:11 

Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati. Pengkhotbah 9:3 


 

Saturday, July 30, 2011

Time To Move On - I'm Still Waiting

Thanks God for my little sister's care and love... Beberapa hari yang lalu, aku dikirimkan oleh adikku sebuah web blogspot. Waktu itu aku lagi mengerjakan tugas penyuluhan mengenasi vaksinasi MMR. Bosen... Suntuk banget saat itu. Untuk mengatasi kesuntukan, akhirnya aku ketiklah web blogspot tersebut di engine search. Ups... I read a wonderful love story. Hihihi... God works in a mysterious way. Two different cultures. Two different characters. That differents become one in God's plan. That's amazing...

Then i look in me. Hohoho... 

After 2 years passed away, I still in love with someone who never love me back and it feel hurt. I always think could deal with that pain but ternyata aku salah. Aku tidak cukup kuat untuk deal dengan rasa sakit dan penantian itu. Setelah bergumul lama, aku memutuskan untuk move on. He is not the one for me. Jika Tuhan bisa menyatukan dua pribadi yang berbeda dengan dua latar belakang budaya yang berbeda, Dia pasti menyediakan seseorang yang mencintai-Nya dan mencintaiku juga. 

Aku pernah mendengar sebuah kotbah mengenai LSD. Hubungan itu mirip jabat tangan Romawi. Jika salah satu melepaskan tangannya, masih ada satu tangan yang lain memegang. Bagaimana jika kedua-duanya melepaskan tangan? Oh... Ternyata hubungan itu memerlukan satu tangan lagi untuk memegang. Ya satu tangan itu tangan Tuhan Yesus. Tangan yang akan terus memegang meskipun kedua pemilik tangan sudah tidak sanggup untuk saling mempertahankan.

Belakangan ini aku seringkali mendengar pertanyaan. " Pacarmu sekarang siapa?" atau "Kapan menikah?" Sejujurnya aku cukup terganggu dengan semua pertanyaan tersebut walaupun aku berusaha tetap menjawab dengan sopan dan tidak tersinggung. Melihat usiaku sekarang. 25 tahun. Sudah seperempat abad bo... Teman-temanku sudah banyak yang menikah bahkan sudah ada yang memiliki 2-3 orang anak sementara aku masih melajang hingga saat ini. Jika sebelum-sebelumnya aku tidak siap menikah, tahun ini aku bertekad untuk lebih dewasa dalam menyikapi banyak hal termasuk masalah menikah. Aku memutuskan harus menyiapkan diri untuk menikah dan membentuk sebuah keluarga yang cinta dan memuliakan Tuhan tentunya. Hahaha... Aku pun telah menyiapkan diri untuk menjadi God's Beautiful Bride jika akhirnya Tuhan memintaku untuk menyediakan waktu penuh untuk melayani-Nya. Siap atau tidak siap... Harus siap...

Terus terang sampai saat ini aku masih belum bisa melihat dan memahami lebih jelas mengenai panggilan hidup yang Tuhan ingin aku lakukan. Aku masih banyak kekurangan. Aku masih egois. Walaupun begitu aku harus menjadi lebih dewasa dan bijaksana dalam memutuskan dan menyikapi apapun.

Kutinggalkan semuanya di belakang dan bersiap-siap lari menuju panggilan yang sesungguhnya. Oh... Suaranya sangat lembut dan samar-samar. Tidak terdengar dengan jelas. Tapi y aku merasakan ada tangan yang memegang tanganku dan bersiap lari bersamaku...

Ini aku Tuhan... Ini hidupku... Ini hatiku... Aku percayakan semuanya pada-Mu. Jadilah padaku semua menurut kehendak-Mu...

This is time to move on... Hmm... I'm still waiting Your beautiful time...

Thursday, July 21, 2011

Mata yang Berkaca-Kaca

Dulu sekali... Aku pernah mendengar kotbah yang menyatakan bahwa orang yang keras hati adalah orang yang mudah terharu dan menangis. Aku tidak pernah mengetahui kebenaran itu hingga aku mengalami peristiwa ini.

Hari ini, kami yang menjalani kepaniteraan klinik sedang ada presentasi kasus mengenai morbili. Konsulen yang menguji yang disebut "Mami" adalah seorang yang menurut kami semua amat sangat jahat. Dia selalu mencari-cari kesalahan dalam presentasi kasus kami. Kesalahan-kesalahan yang menurut kami tidaklah terlalu penting. Ditengah-tengah suasana yang tegang, tiba-tiba pintu ruangan dibuka lalu masuklah seorang perawat yang bekerja di bagian imunisasi KIA. Perawat tersebut lalu pamitan pada Mami karena dia akan pensiun. Ibu perawat itu sudah bekerja selama 35 tahun di rumah sakit dan menjadi bawahan Mami selama kurang lebih 28 tahun, kalau aku tidak salah ingat. Pada saat itu, aku melihat mata Mami berkaca-kaca. Dia menangis.

Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit menuju ke kontrakan, aku memikirkan kejadian yang berlangsung tadi. Ya akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa memang benar apa yang dikatakan dalam kotbah, "Orang yang keras hati adalah orang yang mudah terharu dan menangis."


Mami, jika melihat sejarah perjalanan hidupnya, wajar saja jika dia menjadi keras hati. Tidak bisa mempunyai keturunan. Dikhianati oleh suami. Tidak dipedulikan oleh anak-anak yang diangkat dan dibesarkannya. Harus menghidupi saudara-saudaranya. Jika aku diperhadapkan pada kondisi sepertinya, mungkin aku tidak sanggup lagi. Ya... Diperlukan tekad yang kuat dan hati yang keras agar bisa terus hidup. Harus menjadi orang yang tegar agar tidak dikalahkan oleh kejamnya kehidupan.


Sejujurnya, aku membenci, mengagumi sekaligus kasihan pada Mami. Aku membenci sikapnya yang semena-mena. Aku benci dengan segala ketidakjelasan yang ada padanya. Aku kasihan karena hidupnya yang begitu sulit. Aku mengagumi ketegaran hatinya. Aku ingin menjadi seorang yang tegar sepertinya. Bukan orang yang cengeng. Bukan orang yang mudah menyerah pada kehidupan. Tapi aku tidak ingin menjadi jahat sepertinya. Hatinya penuh luka. Dia dokter yang sayangnya tidak dapat menyembuhkan luka hatinya dengan ilmu yang dimilikinya

Wednesday, July 20, 2011

Kebaikan Hati Yang Kuterima Hari Ini : Penjual Yang Mengelap Map

Hari ini saat aku pulang dari rumah sakit. Udara terasa amat panas dan aku merasa lapar. Banyak hal yang melintas dalam kepalaku. Betapa aku ingin berbicara dengan seseorang. Betapa aku ingin mengatakan bahwa aku rindu pada papa mama. Rindu pada adik-adikku. Rindu pada kota di mana aku dilahirkan. Perasaan yang sama kurasakan pada rumah yang walaupun sederhana namun menyimpan banyak kisah yang sulit untuk dilupakan. Aku rindu pada hari-hari lalu dimana aku masih murni seperti anak-anak kecil yang bisa tertawa riang. Aku rindu pada banyak hal. Ingin kembali pada masa lalu, namun aku tak bisa mengulang waktu dan aku memang tidak ingin mengulangi lagi. Waktu berlalu dan hidup harus berlangsung terus.

Ya... Dengan perasaan melankolis yang aku rasakan saat itu ditambah udara yang panas, keringat yang mengucur deras juga banyaknya barang-barang yang kubawa karena habis jaga malam, aku agak tidak fokus saat sedang menunggu angkot yang melintas di depan gang rumah sakit. Biasanya aku jalan kaki saat pulang, namun kali ini aku merasa sangat lelah. Lelah fisik dan lelah pikiran. Ingin sekali aku lari dari semua masalah yang ada, namun aku sadar harus hidup dengan tegar dan kuat. Tidak boleh cengeng. Tidak boleh dikalahkan oleh kehidupan. Karena tidak fokus itulah, maka aku tidak sengaja menjatuhkan map plastik merah ke dalam lumpur yang timbul akibat tumpukan kotoran dan air berbau busuk sisa pasar semalam. Aku sudah mendesah sesal karena mapku kotor. Pada saat itu, tiba-tiba muncul seorang bapak penjual pepaya di sana. Bapak itu mengangkat map yang jatuh lalu mengelapnya dengan koran yang dipakainya mengalasi pepaya-pepayanya. Saat aku mengatakan tidak perlu lalu berinisiatif untuk mengelapnya sendiri, bapak itu langsung melarangku. Malah dia mengelap map itu sampai bersih.

Di tengah-tengah kehidupan yang keras dimana kebaikan yang tulus sulit untuk ditemui aku masih bisa bertemu dengan bapak itu. Hal-hal kecil. Tindakan-tindakan sepele. Ketulusan dari orang tidak dikenal. Mungkin bagi sebagian besar orang tidak ada nilainya, namun sangat kuhargai. Hari ini aku bahagia karena aku bertemu dengan bapak itu.

Setelah kupikirkan lagi... Aku pun pernah bertemu dengan seseorang yang kebaikannya jauh melebihi bapak itu. Seseorang yang membersihkan semua dosa-dosaku yang hitam, kotor, berbau lebih busuk dari got. Seseorang yang tulus hati, yang menyerahkan hidupnya dan bersedia mati bagiku. Ya aku bertemu dengan Juruselamatku. Apa lagi yang kuperlukan? Apakah aku orang yang berbahagia? Ya aku orang paling bahagia di dunia ini...


Blessed assurance, Jesus is mine!
O what a foretaste of glory divine!
Heir of salvation, purchase of God
Born of his Spirit, washed in his blood

This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long
This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long

Perfect submission, perfect delight
Visions of rapture now burst on my sight
Angels, descending, bring from above
Echoes of mercy, whispers of love




This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long
This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long

Perfect submission, all is at rest
I in my Savior am happy and blessed
Watching and waiting, looking above
Filled with his goodness, lost in his love


This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long
This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long

Kuberbahagia yakin teguh
Yesus abadi kepunyaanku
Aku waris-Nya ku ditebus
Ciptaan baru Rohul Kudus
Aku bernyanyi bahagia
Memuji Yesus selamanya
Aku bernyanyi bahagia
Memuji Yesus selamanya

Tuesday, May 31, 2011

Green Tea Again... Bitter...

Lapar banget. Perut minta segera diisi. Hal itulah yang membuatku melangkahkan kaki kembali ke mall setelah mengambil tas yang aku titipkan di locker perpustakaan beberapa waktu yang lalu. Aku bingung mau makan apa? Lapar tapi tidak tahu yang diinginkan? Akhirnya aku memutuskan untuk memasuki sebuah restoran. Menu pun ditawarkan. Setelah melihat-lihat menu yang ada, aku pun memesan nasi fu yung hai dan green tea. Menu itu dipilih karena sudah lama sekali aku tidak mencicipinya. Karena haus, segera setelah green tea disajikan, aku langsung meminumnya. Awalnya kupikir green tea itu rasanya manis namun aku salah. Green tea itu amat sangat pahit...
PAHIT... Mungkin rasa itu yang paling tepat menggambarkan kehidupanku belakangan ini. Aku teringat mengenai kalimat yang tertulis pada status facebook seorang teman beberapa waktu lalu serta percakapan singkat bersama seorang saudara sepupu kemarin malam. Running out of time but still not get what I want... Aku merasa mengalami hal yang sama seperti Asaf dalam Mazmur 73
1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.
3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;
5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.
6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.
7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.
9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.
10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.
11 Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"
12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
15 Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.
16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,
17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!
20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.
21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
            Banyak yang mengatakan hidup itu mempunyai banyak rasa. Namun kupikir tidaklah seperti itu. Rasa hidup itu hanya satu yakni rasa manis. Apakah manis terasa saat hidup demikian menderitanya? Apakah kesulitan-kesulitan hidup bisa dirasakan manis? Kehidupan terasa manis? Ga salah? Untuk semua pertanyaan itu kujawab "YA". Hidup terasa manis tergantung dari sudut mana kau memandangnya. Hidup terasa manis tergantung dari bagaimana kau meresponi rasanya. Hidup terasa manis jika kau tujuan dari hidupmu dan tahu kau sedang berjalan bersama siapa?
Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau. Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya. (Mazmur 73:23-28)
Ya... Aku ingin menangis sekaligus tertawa

Wednesday, May 4, 2011

Bentuk Suatu Pola Lingkaran

Hari ini aku mencari gambar wedding ring untuk ditambahkan pada tulisanku sebelumnya yakni "Royal Wedding". Ketika selesai posting "Royal Wedding" di blog dan facebook, aku sempat saling tukar pesan singkat dengan seorang teman. Kami membicarakan mengenai melepaskan diri dari keterikatan. 

Berbicara mengenai keterikatan, membuatku langsung teringat akan dosa. Dosa = melenceng dari sasaran. Aku menjadi introspeksi diri. Belakangan ini aku kembali terikat dengan dosa lama yang kupikir telah lepas namun ternyata tidak. Saat aku melihat wedding ring dan mengingat mengenai keterikatanku itu, aku mengambil sebuah kesimpulan. 

Dosa itu seperti sebuah lingkaran. Kita tidak pernah tahu bagaimana itu bermula dan tidak tahu di mana akhirnya.

Tapi syukur kepada Tuhan, Dia telah mati buat kita. Dia memotong lingkaran dosa kita dengan darah-Nya yang kudus

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Roma 5:8 

Tuesday, May 3, 2011

Royal Wedding

Beberapa hari yang lalu, tepatnya 29 April 2011, berlangsung sebuah peristiwa yang cukup menyita perhatian publik. Semua pasti tau peristiwa apakah itu? Ya benar sekali... Pernikahan Prince William dengan Catherine Middleton. Wow... Terus terang saja, aku merasa iri dengan Kate. Mengapa? Karena berhasil merebut hati Pangeran, Pewaris Tahta Kerajaan Inggris. Jika dia berasal dari kalangan bangsawan, aku tidak akan heran dan iri, namun dia berasal bukan dari kalangan bangsawan. Apalagi selama 350 tahun belakangan, menurut info yang beredar, tidak ada anggota Kerajaan Inggris yang menikah dengan rakyat biasa. Ya... Aku salut dengan Kate karena telah berhasil masuk ke dalam keluarga Kerajaan Inggris.

Sangat kontras dengan Kate, beberapa hari belakangan ini aku cukup disusahkan dengan seorang teman yang masih jatuh bangun dengan kisah cintanya. Sesungguhnya aku sangat jengkel padanya. Mengapa dia tidak bisa melanjutkan hidupnya setelah serangkaian hubungan yang menurutku kacau balau.

Jika berbicara mengenai kisah cinta, hal itu tidak akan pernah habis. Banyak lagu, film, novel, lukisan, dan lain sebagainya diciptakan berdasarkan latar belakang cinta. Wow... Dua peristiwa di atas memberikanku inspirasi untuk menulis. Ya... Aku sangat yakin setiap orang pasti merindukan adanya seseorang yang akan mencintai dan mendampinginya seumur hidup hingga maut memisahkan. Aku tidak bisa membagikan dan memberikan contoh mengenai kisah cintaku karena aku mengalami serangkaian hubungan yang teramat kacau. Walaupun begitu aku merasa bersyukur pernah mengalaminya sehingga aku dapat tahu siapakah yang paling mencintaiku. 

Yang aku tahu kisah cinta itu dimulai dari Kejadian 1:1 "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." 

Di bawah ini aku ingin membagikan sepenggal paragraf yang aku kutip dari buku Michelle McKinney Hammond dari "Banyak Cowok Masuk Dalam Hidupku, Manakah Yang Harus Kupilih?" Aku pikir setiap wanita perlu membacanya...

"Aku telah mengalihkan perhatian kepada seorang Pria lain. Dia sungguh-sungguh seorang Pria yang Lahir Baru. Dia dapat melakukan segalanya dan melakukannya dengan baik. Dia ahli di bidang hukum, tetapi Dia juga memiliki sentuhan khusus dalam bidang pengobatan. Dia seniman yang hebat, menciptakan warna dan suara yang tidak dapat ditiru. Dia juga seorang terapis yang luar biasa. Setelah beberapa saat bersama-Nya, hati yang hancur dipulihkan, dan ikatan dilepaskan. 

Seperti apakah Dia? Dia berasal dari keluarga baik-baik, bangsawan sebenarnya. Dia begitu tampan, paling tampan dari sepuluh ribu pria. Setia? Dia telah  berjanji tidak akan pernah meninggalkanku atau mengabaikanku. Dia selalu ada, jam berapa pun aku menghubungi-Nya. Aku selalu menjadi prioritas utama-Nya. Romantis? Dia telah menuliskan surat cinta terpanjang dalam sejarah-beratus-ratus halaman. Dan, Pria ini kaya raya, kau tahu? Binatang ternak di ribuan bukit adalah milik-Nya dan Dia mau membagikan semua yang dimiliki-Nya denganku. Dia berjanji akan memenuhi semua kebutuhanku sesuai kelimpahan kekayaan-Nya. Aku begitu bangga menjadi milik Pria ini oleh karena reputasi-Nya. Jika aku berdiri d tengah kerumunan mana pun dan menyebutkan nama-Nya, setiap orang tahu siapa Dia. Dan, Dia tidak takut berkomitmen. Dia sudah pergi untuk mempersiapkan sebuah pesta di mana Dia akan memperkenalkanku kepada Bapa-Nya, yang merupakan seseorang yang sangat penting. Dan, meski memiliki semuanya itu, Dia adalah Pria yang lemah lembut: Dia berdiri di muka pintu dan mengetuk. Dia tidak pernah memaksa memasuki rumahku. Dia dengan sabar menunggu untuk diundang masuk. Tetapi, hal yang paling kusukai dari-Nya adalah kemurahan hati-Nya. Dia begitu murah hati, hingga Dia memberikan hidup-Nya untukku. 

Siapa nama-Nya? Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai, Yehova Jireh, Yehova Shalom, Yehova Nissi, Yehova Rafa, El Shadai... oh, nama-Nya begitu banyak. Sesuai dengan hati dan kebutuhanku, aku memanggil-Nya, tetapi paling sering aku cukup memanggil Dia Yesus. Dia segalanya bagiku, dan aku sepenuhnya milik-Nya"

Royal Wedding... Siapakah yang menjadi mempelai priamu? Seharusnya kamu sudah tahu. Lihat... Dia berdiri di depan pintumu dan mengetuk. Menunggumu membukakan pintu untuk-Nya. Jangan tunggu lagi. Segeralah undang Dia masuk. Dan alamilah perjalanan cinta yang luar biasa bersama-Nya untuk selamanya.

Kisah itu akan berakhir dengan HAPPY ENDING