Kemarin... Aku berbincang dengan seorang teman mengenai teman kami Z (bukan bergosip lho y). Dari perbincangan tersebut aku mengetahui mengenai kondisi Z. Tidak pernah aku sangka kondisi Z cukup mengkhawatirkan. Aku tidak pernah menyangka Z bisa mengalami hal-hal seperti itu. Mendengar hal tersebut, aku jadi menyesal dengan sikap dan pemikiranku selama ini. Ternyata aku masih egois seperti dulu.
Aku marah... Benar-benar marah kepada Z. Aku marah karena Z selalu mengacuhkanku. Dia selalu membuatku menunggu. Dia tidak membalas sms-smsku. Ya... Dia selalu mencariku hanya apabila memerlukan bantuanku. Bila ingin meminjam tugas-tugasku barulah dia mencariku. Aku selalu berpikir dia hanya ingin memanfaatkanku. Suatu ketika aku ingin membalasnya. Ketika dia memerlukan bantuanku, aku dengan sengaja mengulur-ulur waktu untuk menolongnya. Aku ingin dia sekali-kali merasakan bagaimana rasanya diacuhkan, tidak dipedulikan. Aku tahu tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan. Aku tahu pembalasan itu milik Tuhan. Tapi aku bertindak jahat terhadapnya. Aku membalasnya.
Ketika mendengar apa yang terjadi padanya, aku menyesal. Aku menyesal terhadap apa yang telah kulakukan padanya. Aku menyesal tidak peduli padanya.
Hal ini mengajarkanku satu hal... Aku memang masih egois. Aku memang jahat.
Aku... Aku... Aku... Tidak boleh seperti ini lagi... Aku harus lebih peduli pada orang-orang... Ampuni aku Tuhan atas apa yang telah kulakukan
