Welcome...

Selamat datang di blog saya. Senang sekali ada yang mau berkunjung. Mencoba menjadi penulis yang baik. Menuliskan topik yang terjadi di sehari-hari berdasarkan pengalaman pribadi, lumayan panjang (walaupun capek mikir dan ngetik wakakaka...), inspiratif, informatif, dan tidak membosankan pembaca (karena saya males baca sebenarnya)... Semoga blog ini bermanfaat buat semua yang mampir. Terima kasih... :)

Tuesday, August 2, 2011

Stupid Person

Pagi ini aku mengikuti presentasi referat mengenai Tumbuh Kembang Pada Anak. Tumbuh dan kembang itu dua pengertian yang berbeda. Tumbuh adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. Kembang sendiri adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembangan sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Secara garis besar terdapat dua faktor yang harus ada supaya anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dua faktor tersebut adalah genetik dan lingkungan. Genetik memang merupakan faktor pendukung utama, namun jika faktor genetik ini tidak dapat dioptimalkan fungsinya oleh faktor lingkungan akan sayang sekali. Misalnya seorang anak dengan genetik yang baik dimana pada umur tertentu dia seharusnya dapat berbicara namun faktor lingkungan yakni orangtua maupun saudara-saudara tidak mendukung dengan melatih atau mengajaknya berbicara, anak tersebut proses bicaranya akan terhambat. Faktor lingkungan ini terdiri atas komponen mikro (ibu dan anak), mini (keluarga : ayah, paman, kakak, dll), meso (tetangga, teman bermain) dan makro (kebijakan pemerintah). Faktor lingkungan ini memberikan tiga hal yakni kebutuhan fisik-biomedis (ASUH), kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH), dan kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) sehingga tumbuh kembang pada anak dapat terjadi secara optimal.

Pada saat presentasi referat tersebut beberapa orang teman yang duduk di dekatku membicarakan orang-orang yang kelakuannya tidak begitu baik. Mereka mengambil kesimpulan bahwa orang-orang tersebut tidak mendapat ASAH, ASIH, dan ASUH yang baik. Mendengar hal tersebut, aku tertawa dalam hati. Pada saat itu tiba-tiba terbersit dalam pikiran mengenai beberapa orang yang belakangan ini berinteraksi denganku. Orang-orang yang menjengkelkan aku.

Kalau boleh jujur, kondisi emosiku cukup buruk beberapa hari ini. Aku bertemu dengan orang-orang yang suka sekali memaksaku untuk melakukan sesuatu sementara pekerjaanku sendiri belum selesai. Saat aku membantu pun dia cenderung untuk menyalah-nyalahkanku dan menganggapku tidak kompeten untuk membantunya. Jika aku memang tidak kompeten dan dia lebih ahli, ngapain sih dia minta tolong. Kenapa tidak dikerjakan sendiri saja? Aku masih punya kerjaan dan urusan sendiri yang harus aku selesaikan. 

Aku juga bertemu dengan orang lain lagi yang selalu mendebatku mengenai beberapa hal yang secara logika pun pendapatnya tidak masuk akal. Hal tersebut aku tanyakan pula pada orang lain sehingga kebenarannya terbukti, tidak berdasarkan penilaianku saja. Hasilnya adalah pendapatku memang benar. Aku heran dengan orang tersebut. Sudah bodoh suka mendebat dengan pernyataan bodoh dan mengklaim pernyataan bodohnya itu sebagai kebenaran. 

Orang lain lagi kutemui, yang membuatku kesal dengan kesalahpahaman interpretasinya mengenai opiniku. Ketika aku mengeluarkan pernyataan, pernyataan tersebut aku tujukan kepada orang lain, dia malah menganggap pernyataan itu aku tujukan kepada dirinya. Dia sampai mengeluarkan perkataan yang mengatakan bahwa dia begini begitu, mengatakan aku membuat kesimpulan yang salah. Hal tersebut membuatku mengambil kesimpulan tidak perlu membahas lebih lanjut mengenai pernyataanku itu. Dia aku anggap sebagai orang bodoh lainnya. Orang bodoh tidak perlu dipedulikan. Orang bodoh itu bebal. Orang bodoh itu tidak mau menerima pengajaran dan pendapat orang lain. Mereka cenderung membenarkan diri sendiri. Akhirnya aku tahu penyebab mengapa orang-orang cenderung tidak ingin berinteraksi dengannya. Ya karena dia seperti itu.

Setelah merenungkan semuanya itu sampailah aku pada definisi mengenai orang bodoh

Too much talk, less action, not learn, can't control his/her emotion => STUPID PERSON

Saat menulis blog ini pun aku menempatkan diri pada jajaran orang-orang bodoh pula. Pertanyaannya:

Apakah kamu termasuk dalam jajaran orang bodoh?

Siapakah orang-orang bodoh lainnya?

Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan? Amsal 1:22 

Sebab orang yang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, dan orang bebal akan dibinasakan oleh kelalaiannya. Amsal 1:32 

Orang yang bijak akan mewarisi kehormatan, tetapi orang yang bebal akan menerima cemooh. Amsal 3:35

Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu. Amsal 8:5 

Orang yang bijak menyembunyikan pengetahuannya, tetapi hati orang bebal menyeru-nyerukan kebodohan. Amsal 12:23 

Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tetapi orang bebal membeberkan kebodohan. Amsal 13:16 

Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya. Amsal 14:8 

Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan. Amsal 15:2 

Hati orang berpengertian mencari pengetahuan, tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan. Amsal 15:14 

Lebih baik berjumpa dengan beruang betina yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya. Amsal 17:12 

Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya. Amsal 18:2 

Jangan berbicara di telinga orang bebal, sebab ia akan meremehkan kata-katamu yang bijak. Amsal 23:9 

Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia. Amsal 26:4 

Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak. Amsal 26:5 

Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya. Amsal 26:11 

Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang sama. Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup, dan kemudian mereka menuju alam orang mati. Pengkhotbah 9:3