Sudah dua hari ini adik berada di Jakarta. Selama di sini banyak hal yang kami percakapkan. Aku jadi menyadari bahwa secanggih apapun alat komunikasi yang ada tak satupun dapat menggantikan kehadiran seseorang secara langsung. Topik yang dibahas dalam percakapan salah satunya adalah mengenai dua orang teman kami yang belum lama ini menikah. Mempelai pria adalah teman adikku sementara yang wanita temanku. Dalam percakapan tersebut dibahas mengenai mempelai wanita yang berpindah kenyakinan mengikuti mempelai pria. Sungguh hal ini sangat mengecewakan kami. Selain itu juga dibahas mengenai pengakuan mempelai pria bahwa sesungguhnya soulmate dia adalah orang lain, bukan istrinya. Ironis bukan? Seseorang yang meninggalkan Tuhannya, ditinggalkan pula oleh orang yang telah membuatnya meninggalkan Tuhannya. Meninggalkan lalu ditinggalkan pula. Pada akhirnya dia tidak memiliki siapa-siapa.
Beberapa menit yang lalu aku menyaksikan sebuah cerita dalam bentuk flash yang judulnya Passion. Passion bercerita tentang seseorang yang mengungkap cintanya yang besar pada seorang wanita. Walaupun dia telah memohon dengan sangat namun si wanita tetap menolaknya. Tuhan Yesus sangat sedih mengapa si pria tidak mengungkapkan cinta kepada-Nya padahal Tuhan Yesus telah menyediakan hadiah yang begitu banyak buatnya.
Seperti dua kejadian di atas, kita seringkali memilih untuk mencintai hal-hal lain selain Tuhan. Kita memilih untuk mencintai diri kita sendiri dibandingkan Tuhan. Juga kita memilih untuk mencintai materi dibanding Tuhan. Padahal Tuhan sangat rindu supaya kita bisa mencintai-Nya. Juga supaya kita bisa merasakan dicintai oleh-Nya.
Aku tidak tahu dan juga tidak bisa mengukur seberapa besar cinta Tuhan Yesus tapi aku rasa pastilah cinta itu sangat besar sekali. Cinta yang tak terukur. Mengapa aku bisa berkata demikian? Karena sekalipun kita tidak mencintai-Nya, Dia tetap mencintai kita. Sekalipun kita sering mengecewakan-Nya namun Dia tetap mencintai dan tidak pernah sekalipun mengecewakan kita. Walaupun Dia kita tinggalkan akan tetapi Dia tidak pernah meninggalkan dan terus mencintai kita.
Godaan-godaan dunia aku tahu itu sangat besar dan daging kita itu lemah, namun aku pikir seharusnya kita bisa berpikir secara jernih jika diperhadapkan pada sebuah pilihan. Jikalau diminta untuk memilih, kamu akan memilih yang mana? Pikirkanlah
Beberapa menit yang lalu aku menyaksikan sebuah cerita dalam bentuk flash yang judulnya Passion. Passion bercerita tentang seseorang yang mengungkap cintanya yang besar pada seorang wanita. Walaupun dia telah memohon dengan sangat namun si wanita tetap menolaknya. Tuhan Yesus sangat sedih mengapa si pria tidak mengungkapkan cinta kepada-Nya padahal Tuhan Yesus telah menyediakan hadiah yang begitu banyak buatnya.
Seperti dua kejadian di atas, kita seringkali memilih untuk mencintai hal-hal lain selain Tuhan. Kita memilih untuk mencintai diri kita sendiri dibandingkan Tuhan. Juga kita memilih untuk mencintai materi dibanding Tuhan. Padahal Tuhan sangat rindu supaya kita bisa mencintai-Nya. Juga supaya kita bisa merasakan dicintai oleh-Nya.
Aku tidak tahu dan juga tidak bisa mengukur seberapa besar cinta Tuhan Yesus tapi aku rasa pastilah cinta itu sangat besar sekali. Cinta yang tak terukur. Mengapa aku bisa berkata demikian? Karena sekalipun kita tidak mencintai-Nya, Dia tetap mencintai kita. Sekalipun kita sering mengecewakan-Nya namun Dia tetap mencintai dan tidak pernah sekalipun mengecewakan kita. Walaupun Dia kita tinggalkan akan tetapi Dia tidak pernah meninggalkan dan terus mencintai kita.
Godaan-godaan dunia aku tahu itu sangat besar dan daging kita itu lemah, namun aku pikir seharusnya kita bisa berpikir secara jernih jika diperhadapkan pada sebuah pilihan. Jikalau diminta untuk memilih, kamu akan memilih yang mana? Pikirkanlah
No comments:
Post a Comment