Welcome...

Selamat datang di blog saya. Senang sekali ada yang mau berkunjung. Mencoba menjadi penulis yang baik. Menuliskan topik yang terjadi di sehari-hari berdasarkan pengalaman pribadi, lumayan panjang (walaupun capek mikir dan ngetik wakakaka...), inspiratif, informatif, dan tidak membosankan pembaca (karena saya males baca sebenarnya)... Semoga blog ini bermanfaat buat semua yang mampir. Terima kasih... :)

Friday, September 14, 2012

Ketika Pompa Air Mati (Part 1)

"Tahu ga kenapa aku suka sekali sama orang yang rajin?"
A. Karena aku orangnya juga rajin sehingga sering bete sama orang yang malas
B. Karena orang rajin sangat membantu dalam meringankan pekerjaan
C. Karena orang rajin bisa diandalkan
D. Karena orang rajin membuat pekerjaan cepat selesai
E. Karena aku orangnya malas

Seandainya aku menanyakan pertanyaan itu, secara logika pasti sangat mudah dijawab karena jawaban E itu sendirinya yang tampak menonjol. "Aku suka sekali sama orang yang rajin karena aku orang malas".

Sudah dua hari ini pompa air di rumahku ngaco. Memang pompa air itu suka sekali ngaco sejak dulu. Ngaconya bikin orang jadi senewen. Ngaco kenapa? Karena masa hari pertama sejak subuh sampai sore dia mati. Eh  malam entah kenapa tiba-tiba dengar suara air di kamar mandi (aku lupa matiin keran). Yiah... Dia hidup lagi. Terus hari kedua (yakni hari ini) sejak pagi dia mati lagi. Akhirnya aku mandi pakai air galon. Dan... Coba tebak apa yang terjadi saat tengah malam aku iseng-iseng puter keran di kamar mati? Tebakan anda benar sekali. Keran tersebut mengeluarkan air.

Seperti yang telah kutulis di atas, pompa air itu memang suka ngaco alias suka tiba-tiba mati. Pada saat pompa air mati, aku berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan rajin bersihin rumah. Habis makan langsung cuci piring. Kan ngeselin kalau mau cuci piring tapi air tidak ada. Nah masalahnya aku itu orangnya malas, kurang disiplin, suka menunda pekerjaan, dan sederetan kebiasaan buruk lainnya. Karena itulah aku suka panik sendiri apabila sudah dekat deadline. Seperti yang terjadi sekarang. Piring dan baju belum dicuci sementara air tidak ada. Sejak dahulu kala, aku sering berjanji akan mengubah semua kebiasaan buruk tapi sayangnya janji itu cuma terjadi beberapa kali saja selebihnya pasti kembali seperti semula.

Tadi secara tidak sengaja saat bolak-balik halaman belakang buku, mataku tertuju pada judul "WHAT HE MUST BE... if He Wants to Marry My Daughter". Judul buku tersebut membuatku berpikir tentang "WHAT SHE MUST BE... if SHe Wants to Marry My Son". Judul baru yang kupikirkan itu membuatku teringat akan sebuah perkataan, "Jadilah seorang pria/wanita seperti yang anda ingin anak-anak anda nikahi". Tertusuk hatiku ini dengan perkataan itu.

Jika aku menyukai orang rajin dan menginginkan anak-anakku menikahi orang dengan sifat seperti itu, maka aku tidak boleh malas. Semoga komitmen ini bisa ditepati seumur hidup. AMIN...

Kalau pengen punya pasangan yang punya kriteria A, B, C, sampai Z... Maka kamu pun harus punya kriteria A, B, C, sampai Z itu. Kan harus adil... Masa kamu hanya ingin menerima tapi tidak mau memberi?

No comments:

Post a Comment