Welcome...

Selamat datang di blog saya. Senang sekali ada yang mau berkunjung. Mencoba menjadi penulis yang baik. Menuliskan topik yang terjadi di sehari-hari berdasarkan pengalaman pribadi, lumayan panjang (walaupun capek mikir dan ngetik wakakaka...), inspiratif, informatif, dan tidak membosankan pembaca (karena saya males baca sebenarnya)... Semoga blog ini bermanfaat buat semua yang mampir. Terima kasih... :)

Monday, September 3, 2012

I Can't Love You All The Way

All this time we've been together
Everyday a new adventure
Times, enough to last forever and a day
Our love was sometimes all we had
Through good times and through bad
I loved you all the way

All our days weren't bright and sunny
There are times we have no money
You could always find some funny thing to say
And looking back on where we've been
I'd do it all again
I loved you all the way

I loved you all the way
Every night, every night, every day

Times I thought I couldn't take it
Wond'rin' if we'd ever make it
You could hold me close and make it go away
And though I've said it all before
I never meant it more
I loved you all the way
I loved you all the way

I Loved You All The Way - Janie Frickie


Lagu I Loved You All The Way ini telah menjadi lagu kesukaanku selama beberapa bulan ini. Awal mula aku download karena lagu ini merupakan salah satu lagu yang termasuk OST Meteor Garden II. Setelah masuk dalam playlist di handphone dan berulang-ulang didengar barulah aku menjadi suka. Aku suka lagu ini selain karena musiknya lumayan enak didengar, namun juga liriknya yang sederhana dan dalam. Setiap kali mendengar lagu ini, aku selalu merasa mampu melakukan apa yang tertuang didalam liriknya. Benarkah seperti itu?


Tengah malam tadi, aku bercakap-cakap dengan adikku. Topik percakapan itu awalnya membahas mengenai adik bungsu kami yang sedang ngambek karena keinginannya tidak tercapai lalu mengarah ke hubungan kenalan dia yang akan segera menikah tidak lama lagi. Percakapan itu aku tidak tahu ntah bagaimana mengarah ke topik mengenai kehidupan asmaraku. Hahaha... Lebih tepatnya mengenai beberapa cowok yang masuk dalam hidupku. Aku bertemu dengan beberapa cowok yang baik, namun entah mengapa seiring dengan berjalannya waktu, sering kali aku menemukan hal-hal yang membuatku ilfil sama mereka sehingga membuat hubungan yang awalnya berjalan dengan baik malah berakhir dengan kacau balau. Padahal aku cuma mengharapkan bertemu dengan seseorang yang sederhana, bisa menerimaku apa adanya dan aku bisa menerimanya apa adanya. Apakah yang salah? Dalam percakapan itu pula aku mengatakan padanya bahwa sebenarnya aku telah bertemu seseorang yang cocok denganku, aku bisa menerima dirinya apa adanya dan dia tahu segala kekurangan juga kelebihanku, namun masalahnya baik aku dan dia sama-sama tidak punya perasaan apapun satu dengan yang lainnya. Perasaan yang kumaksud di sini adalah perasaan cinta. Aku mencintainya seperti aku mencintai saudara atau sahabatku.


Lalu aku juga teringat pada pembicaraan beberapa waktu silam dengan seorang teman di mobil dalam perjalanan menuju ke Kramat Jati. Salah satu topik pembicaraan itu adalah mengenai kekecewaannya terhadap seorang teman kami yang sangat berubah semenjak masuk kepaniteraan klinik alias coass dan berpacaran. Teman kami itu dulunya seorang yang begitu aktif penginjilan sekarang fokusnya berubah. Benarkah setelah memasuki coass atau pacaran, bisa mengubah fokus kita? Saat itu aku bercerita padanya mengenai doaku juga jawaban doa yang Tuhan tanamkan dalam hatiku. Hingga sekarang ini aku masih begitu yakin kalau Tuhan meminta aku untuk fokus mencintai diri-Nya terlebih dahulu sebelum Dia memberikan seseorang padaku untuk dicintai dan dihormati.


Hari ini kembali aku menilik hatiku. Aku mengulang kembali semua kejadian yang terjadi dalam hidupku dalam kurun waktu dekat ini. Banyak hal yang terjadi dalam hidupku yang membuatku tidak mampu untuk mencintai orang lain. Memang aku tidak berbuat jahat kepada mereka secara langsung namun hati dan pikiranku tidak seperti itu. Hatiku tidak mampu untuk mencintai dan pikiranku tidak bisa memikirkan hal-hal yang baik. Hubunganku dengan Tuhan juga berupa garis bergelombang. Bukan suatu hubungan dengan kurva yang terus naik. Aku bertanya pada diriku sendiri. Tuhan yang begitu mencintaiku saja tidak bisa kucintai bagaimana aku bisa mencintai orang lain yang belum tentu bisa mencintaiku? Jika hubunganku dengan Tuhan tidak stabil, dengan cinta apa aku bisa mencintai? Persediaan cintaku bisa habis jika tidak pernah terus-menerus diperbaharui. Memang Tuhan benar untuk memintaku mencintai-Nya terlebih dahulu sebelum aku belajar mencintai orang lain. Maafkan aku karena I Can't Love You All The Way. Mampukan aku untuk always love You all the way

No comments:

Post a Comment