Welcome...

Selamat datang di blog saya. Senang sekali ada yang mau berkunjung. Mencoba menjadi penulis yang baik. Menuliskan topik yang terjadi di sehari-hari berdasarkan pengalaman pribadi, lumayan panjang (walaupun capek mikir dan ngetik wakakaka...), inspiratif, informatif, dan tidak membosankan pembaca (karena saya males baca sebenarnya)... Semoga blog ini bermanfaat buat semua yang mampir. Terima kasih... :)

Friday, February 22, 2013

Nostalgia Kota Jakarta

Setiap ada pertemuan, pastilah ada perpisahan. Tak terasa hampir 8 tahun aku menjadi penduduk setia kota Jakarta. Banyak kenangan yang tidak terlupakan akan kota ini. Selain kota kelahiranku Parepare, ini kota kedua yang aku tinggali lama. Pernah terlintas dalam benakku bahwa aku akan tinggal lebih lama di sini namun kenyataannya tidak seperti itu. Tidak pernah terbayangkan bahwa aku akan kembali lagi ke WITA meninggalkan WIB.

Menjelang detik-detik perpisahan, aku kembali menyusuri tempat-tempat yang pernah kulewati, menikmati suasana serta makanan yang mungkin lama akan kunikmati lagi. Hangout dengan beberapa orang teman yang akan kurindukan. Hahaha... Kok jadi melankolis begini yah...

Nostalgia Kota Jakarta, kapan-kapan kita akan bertemu lagi jika memang Tuhan menjodohkanku denganmu.

Sebagai penutup aku mau kasih lagu...

Leaving On A Jet Plane


I'm ... I'm ...

All my bags are packed, I'm ready to go
I'm standin' here outside your door
I hate to wake you up to say goodbye

But the dawn is breakin', it's early morn
The taxi's waitin', he's blowin' his horn
Already I'm so lonesome I could die

So kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go

'Cause I'm leaving on a jet plane
I don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go

I'm ...

There's so many times I've let you down
So many times I've played around
I'll tell you now, they don't mean a thing

Every place I go, I think of you
Every song I sing, I sing for you
When I come back I'll wear your wedding ring

So kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go

'Cause I'm leaving on a jet plane
I don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go

Now the time has come to leave you
One more time, oh, let me kiss you
And close your eyes and I'll be on my way

Dream about the days to come
When I won't have to leave alone
About the times that I won't have to say ...

Oh, kiss me and smile for me
Tell me that you'll wait for me
Hold me like you'll never let me go

'Cause I'm leaving on a jet plane
I don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go

And I'm leaving on a jet plane
I don't know when I'll be back again
Oh, babe, I hate to go

But I'm leaving on a jet plane
(Ah ah ah ah)
Leaving on a jet plane
(Ah ah ah ah)
Leaving on a jet plane
(Ah ah ah ah)
Leaving on a jet plane
(Ah ah ah ah)
Leaving on a jet plane
(Ah ah ah ah)
Leaving on a jet plane
(Ah ah ah ah)
Leaving on a jet plane
(Ah ah ah ah)
Leaving on a jet plane
(Ah ah ah ah)
(Leaving) On a jet plane

Friday, February 1, 2013

A Woman After God's Own Heart

Sudah berapa lama aku menjadi Kristen? Seorang Kristen yang sungguh-sungguh bukan seorang kristen yang suam-suam kuku. Seorang kristen yang memuliakan Tuhan bukan seorang Kristen yang jatuh bangun dalam dosa.

Sudahkah aku menjadi seseorang yang jujur? Jujur pada Tuhan. Jujur pada diri sendiri. Juga jujur pada orang lain.

Sudahkah aku menjadi seseorang yang penuh kasih? Mengasihi Tuhan dan sesama dengan kepenuhan bukan hanya mengasihi diri sendiri.

Sudahkah aku dengan rajin membaca, merenungkan dan melakukan Firman Tuhan? Tekun dan rajin bukan bermalas-malasan.

Tuhan...

Aku ingin menjadi wanita yang berkenan di hati-Mu. Wanita yang sungguh-sungguh hidup, mendapatkan kepenuhan, sukacita, dan cinta hanya di dalam-Mu.

Tuhan...

Aku meninggalkan semua masa lalu, semua kepahitan, semua kegagalan, semua duka, semua luka di belakang. Aku ingin berlari bersama-Mu ke depan. Aku ingin menjadi petinju yang tidak sembarangan memukul.

Tuhan...

Ini kepingan hatiku yang retak. Ini hidupku yang hancur lebur. Ini diriku yang tidak layak. Aku bawa semuanya kepada-Mu. Jadilah sumber mata air yang memberi hidup dalamku. Jadilah roti yang mengenyangkan jiwaku. Aku ingin menangis dan tertawa bersama-Mu.

Sehingga mimpiku untuk bisa bersama-sama dengan-Mu di rumah Bapa menjadi nyata.

Dear Iis, Pasien Perdarahan Postpartum

Beberapa hari lalu seorang teman mengirimkan whatsapp tentang permintaan donor golongan darah A, dan kebetulan golongan darahku A. Langsung saja aku telpon teman tersebut. Setelah serangkaian telpon-menelpon dengan orang-orang yang berbeda akhirnya sampailah aku ke PMI Kramat. Sebenarnya sih saat itu aku kurang yakin bisa menjadi donor karena sudah 8 tahun berturut-turut ditolak karena Hb (hemoglobin) dan tekanan darah rendah (Hb < 10 g/dl, tekanan darah bahkan pernah cuma 90/60 mmHg). Pikirku saat itu sudah pasti ditolak nih karena kondisi saat itu memang tidak fit tapi dasar memang aku orangnya kadang rada nekat (oke lha aku ngaku memang nekat) jadilah aku mencoba saja. Siapa tahu... Yah siapa tahu bisa diterima jadi donor. Kan lumayan demi menyelamatkan nyawa orang (duile bahasanya). Alhasil selama di PMI aku malah jadi deg-degan sendiri menunggu pengukuran Hb dan tekanan darah.

Jreng... Jreng... Jreng... Ternyata Hb-ku 13,4 g/dl yang berarti lolos uji emisi. Hahaha... Sekarang malah tambah deg-degan lagi nunggu dipanggil untuk ukur tekanan darah. Satu sudah lolos, satunya lagi gimana yah lolos ga ya? Hmm... Untuk menghilangkan rasa deg-degan tersebut aku iseng-iseng baca kertas yang ada di tanganku. Kertas tersebut berisi informasi mengenai data pribadi (biasa nama, dll), golongan darah, Hb, dll. Hmm... Dan juga nama resepien (penerima darah). Di sana tertulis Iis. Ada yang tahu siapa Iis? Aku? Aku pun tidak kenal siapa Iis ini (tinggal di mana, umur berapa, anaknya berapa, dll). Aku cuma tahu Iis ini pasien perdarahan postpartum dengan Hb 1 g/dl yang butuh darah golongan A.

Tak lama kemudian namaku dipanggil masuk untuk mengukur tekanan darah. Wuih... Apa yang terjadi? Benar sekali. Setelah 8 tahun ditolak akhirnya aku bisa jadi donor dengan tekanan darah 110/80 mmHg. Hahahaha... Aku disuruh masuk ke ruangan untuk diambil darah. Jarumnya besar bo...

Keesokan harinya atau beberapa hari kemudian yah aku lupa, teman yang mencari donor untuk pasiennya itu sms aku. Isi smsnya ucapan terima kasih sekaligus ucapan syukur karena pasiennya selamat.

Dear Iis, pasien perdarahan postpartum
Walaupun memang tidak mengenal siapa engkau namun aku ingin mengucapkan terima kasih. Terima kasih telah singgah dalam hidupku meskipun itu hanya namamu saja. Sesungguhnya aku malu padamu. Malu bahwa engkau dengan hemoglobin 1 g/dl saja mampu berjuang untuk tetap hidup sementara aku sendiri masih berkubang dalam luka. Terima kasih karena membuatku kembali percaya akan adanya mujizat. Mengingatkanku bahwa Allahku adalah Allah yang setia. Allahku adalah Allah yang tidak pernah berhutang. Setelah 8 tahun ditolak akhirnya aku bisa menjadi donor. Seperti Abraham yang menanti sampai usia 100 tahun barulah memperoleh anak yang dijanjikan, aku juga ingin setia menantikan pemenuhan janji Allah dalam hidupku.

Soli Deo Gloria