Welcome...

Selamat datang di blog saya. Senang sekali ada yang mau berkunjung. Mencoba menjadi penulis yang baik. Menuliskan topik yang terjadi di sehari-hari berdasarkan pengalaman pribadi, lumayan panjang (walaupun capek mikir dan ngetik wakakaka...), inspiratif, informatif, dan tidak membosankan pembaca (karena saya males baca sebenarnya)... Semoga blog ini bermanfaat buat semua yang mampir. Terima kasih... :)

Saturday, July 30, 2011

Time To Move On - I'm Still Waiting

Thanks God for my little sister's care and love... Beberapa hari yang lalu, aku dikirimkan oleh adikku sebuah web blogspot. Waktu itu aku lagi mengerjakan tugas penyuluhan mengenasi vaksinasi MMR. Bosen... Suntuk banget saat itu. Untuk mengatasi kesuntukan, akhirnya aku ketiklah web blogspot tersebut di engine search. Ups... I read a wonderful love story. Hihihi... God works in a mysterious way. Two different cultures. Two different characters. That differents become one in God's plan. That's amazing...

Then i look in me. Hohoho... 

After 2 years passed away, I still in love with someone who never love me back and it feel hurt. I always think could deal with that pain but ternyata aku salah. Aku tidak cukup kuat untuk deal dengan rasa sakit dan penantian itu. Setelah bergumul lama, aku memutuskan untuk move on. He is not the one for me. Jika Tuhan bisa menyatukan dua pribadi yang berbeda dengan dua latar belakang budaya yang berbeda, Dia pasti menyediakan seseorang yang mencintai-Nya dan mencintaiku juga. 

Aku pernah mendengar sebuah kotbah mengenai LSD. Hubungan itu mirip jabat tangan Romawi. Jika salah satu melepaskan tangannya, masih ada satu tangan yang lain memegang. Bagaimana jika kedua-duanya melepaskan tangan? Oh... Ternyata hubungan itu memerlukan satu tangan lagi untuk memegang. Ya satu tangan itu tangan Tuhan Yesus. Tangan yang akan terus memegang meskipun kedua pemilik tangan sudah tidak sanggup untuk saling mempertahankan.

Belakangan ini aku seringkali mendengar pertanyaan. " Pacarmu sekarang siapa?" atau "Kapan menikah?" Sejujurnya aku cukup terganggu dengan semua pertanyaan tersebut walaupun aku berusaha tetap menjawab dengan sopan dan tidak tersinggung. Melihat usiaku sekarang. 25 tahun. Sudah seperempat abad bo... Teman-temanku sudah banyak yang menikah bahkan sudah ada yang memiliki 2-3 orang anak sementara aku masih melajang hingga saat ini. Jika sebelum-sebelumnya aku tidak siap menikah, tahun ini aku bertekad untuk lebih dewasa dalam menyikapi banyak hal termasuk masalah menikah. Aku memutuskan harus menyiapkan diri untuk menikah dan membentuk sebuah keluarga yang cinta dan memuliakan Tuhan tentunya. Hahaha... Aku pun telah menyiapkan diri untuk menjadi God's Beautiful Bride jika akhirnya Tuhan memintaku untuk menyediakan waktu penuh untuk melayani-Nya. Siap atau tidak siap... Harus siap...

Terus terang sampai saat ini aku masih belum bisa melihat dan memahami lebih jelas mengenai panggilan hidup yang Tuhan ingin aku lakukan. Aku masih banyak kekurangan. Aku masih egois. Walaupun begitu aku harus menjadi lebih dewasa dan bijaksana dalam memutuskan dan menyikapi apapun.

Kutinggalkan semuanya di belakang dan bersiap-siap lari menuju panggilan yang sesungguhnya. Oh... Suaranya sangat lembut dan samar-samar. Tidak terdengar dengan jelas. Tapi y aku merasakan ada tangan yang memegang tanganku dan bersiap lari bersamaku...

Ini aku Tuhan... Ini hidupku... Ini hatiku... Aku percayakan semuanya pada-Mu. Jadilah padaku semua menurut kehendak-Mu...

This is time to move on... Hmm... I'm still waiting Your beautiful time...

Thursday, July 21, 2011

Mata yang Berkaca-Kaca

Dulu sekali... Aku pernah mendengar kotbah yang menyatakan bahwa orang yang keras hati adalah orang yang mudah terharu dan menangis. Aku tidak pernah mengetahui kebenaran itu hingga aku mengalami peristiwa ini.

Hari ini, kami yang menjalani kepaniteraan klinik sedang ada presentasi kasus mengenai morbili. Konsulen yang menguji yang disebut "Mami" adalah seorang yang menurut kami semua amat sangat jahat. Dia selalu mencari-cari kesalahan dalam presentasi kasus kami. Kesalahan-kesalahan yang menurut kami tidaklah terlalu penting. Ditengah-tengah suasana yang tegang, tiba-tiba pintu ruangan dibuka lalu masuklah seorang perawat yang bekerja di bagian imunisasi KIA. Perawat tersebut lalu pamitan pada Mami karena dia akan pensiun. Ibu perawat itu sudah bekerja selama 35 tahun di rumah sakit dan menjadi bawahan Mami selama kurang lebih 28 tahun, kalau aku tidak salah ingat. Pada saat itu, aku melihat mata Mami berkaca-kaca. Dia menangis.

Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit menuju ke kontrakan, aku memikirkan kejadian yang berlangsung tadi. Ya akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa memang benar apa yang dikatakan dalam kotbah, "Orang yang keras hati adalah orang yang mudah terharu dan menangis."


Mami, jika melihat sejarah perjalanan hidupnya, wajar saja jika dia menjadi keras hati. Tidak bisa mempunyai keturunan. Dikhianati oleh suami. Tidak dipedulikan oleh anak-anak yang diangkat dan dibesarkannya. Harus menghidupi saudara-saudaranya. Jika aku diperhadapkan pada kondisi sepertinya, mungkin aku tidak sanggup lagi. Ya... Diperlukan tekad yang kuat dan hati yang keras agar bisa terus hidup. Harus menjadi orang yang tegar agar tidak dikalahkan oleh kejamnya kehidupan.


Sejujurnya, aku membenci, mengagumi sekaligus kasihan pada Mami. Aku membenci sikapnya yang semena-mena. Aku benci dengan segala ketidakjelasan yang ada padanya. Aku kasihan karena hidupnya yang begitu sulit. Aku mengagumi ketegaran hatinya. Aku ingin menjadi seorang yang tegar sepertinya. Bukan orang yang cengeng. Bukan orang yang mudah menyerah pada kehidupan. Tapi aku tidak ingin menjadi jahat sepertinya. Hatinya penuh luka. Dia dokter yang sayangnya tidak dapat menyembuhkan luka hatinya dengan ilmu yang dimilikinya

Wednesday, July 20, 2011

Kebaikan Hati Yang Kuterima Hari Ini : Penjual Yang Mengelap Map

Hari ini saat aku pulang dari rumah sakit. Udara terasa amat panas dan aku merasa lapar. Banyak hal yang melintas dalam kepalaku. Betapa aku ingin berbicara dengan seseorang. Betapa aku ingin mengatakan bahwa aku rindu pada papa mama. Rindu pada adik-adikku. Rindu pada kota di mana aku dilahirkan. Perasaan yang sama kurasakan pada rumah yang walaupun sederhana namun menyimpan banyak kisah yang sulit untuk dilupakan. Aku rindu pada hari-hari lalu dimana aku masih murni seperti anak-anak kecil yang bisa tertawa riang. Aku rindu pada banyak hal. Ingin kembali pada masa lalu, namun aku tak bisa mengulang waktu dan aku memang tidak ingin mengulangi lagi. Waktu berlalu dan hidup harus berlangsung terus.

Ya... Dengan perasaan melankolis yang aku rasakan saat itu ditambah udara yang panas, keringat yang mengucur deras juga banyaknya barang-barang yang kubawa karena habis jaga malam, aku agak tidak fokus saat sedang menunggu angkot yang melintas di depan gang rumah sakit. Biasanya aku jalan kaki saat pulang, namun kali ini aku merasa sangat lelah. Lelah fisik dan lelah pikiran. Ingin sekali aku lari dari semua masalah yang ada, namun aku sadar harus hidup dengan tegar dan kuat. Tidak boleh cengeng. Tidak boleh dikalahkan oleh kehidupan. Karena tidak fokus itulah, maka aku tidak sengaja menjatuhkan map plastik merah ke dalam lumpur yang timbul akibat tumpukan kotoran dan air berbau busuk sisa pasar semalam. Aku sudah mendesah sesal karena mapku kotor. Pada saat itu, tiba-tiba muncul seorang bapak penjual pepaya di sana. Bapak itu mengangkat map yang jatuh lalu mengelapnya dengan koran yang dipakainya mengalasi pepaya-pepayanya. Saat aku mengatakan tidak perlu lalu berinisiatif untuk mengelapnya sendiri, bapak itu langsung melarangku. Malah dia mengelap map itu sampai bersih.

Di tengah-tengah kehidupan yang keras dimana kebaikan yang tulus sulit untuk ditemui aku masih bisa bertemu dengan bapak itu. Hal-hal kecil. Tindakan-tindakan sepele. Ketulusan dari orang tidak dikenal. Mungkin bagi sebagian besar orang tidak ada nilainya, namun sangat kuhargai. Hari ini aku bahagia karena aku bertemu dengan bapak itu.

Setelah kupikirkan lagi... Aku pun pernah bertemu dengan seseorang yang kebaikannya jauh melebihi bapak itu. Seseorang yang membersihkan semua dosa-dosaku yang hitam, kotor, berbau lebih busuk dari got. Seseorang yang tulus hati, yang menyerahkan hidupnya dan bersedia mati bagiku. Ya aku bertemu dengan Juruselamatku. Apa lagi yang kuperlukan? Apakah aku orang yang berbahagia? Ya aku orang paling bahagia di dunia ini...


Blessed assurance, Jesus is mine!
O what a foretaste of glory divine!
Heir of salvation, purchase of God
Born of his Spirit, washed in his blood

This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long
This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long

Perfect submission, perfect delight
Visions of rapture now burst on my sight
Angels, descending, bring from above
Echoes of mercy, whispers of love




This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long
This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long

Perfect submission, all is at rest
I in my Savior am happy and blessed
Watching and waiting, looking above
Filled with his goodness, lost in his love


This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long
This is my story, this is my song
Praising my Savior all the day long

Kuberbahagia yakin teguh
Yesus abadi kepunyaanku
Aku waris-Nya ku ditebus
Ciptaan baru Rohul Kudus
Aku bernyanyi bahagia
Memuji Yesus selamanya
Aku bernyanyi bahagia
Memuji Yesus selamanya