Wuih... Udah lama y ga posting tulisan lagi. Hohoho... Sepertinya Tuhan tidak memberikan inspirasi untuk menulis (sekarang sih udah ada 1 ide ok ntar akan dituangkan dalam bentuk tulisan dan sharing langsung). Hmm... Hari ini aku posting tulisan karena kmrn seseorang bertanya kepadaku kenapa tidak kirim email lagi... :)
Ada dua topik yang begitu hangat di dalam kehidupanku saat ini.
1. Mengenai dokter yang misioner (panggilan hidup)
2. Cinta (Pasangan hidup)
Aku menuliskan tulisan mengenai cinta bukan berarti topik tersebut lebih penting daripada topik panggilan hidup melainkan karena tulisan ini sudah pernah diposting sebelumnya di friendster tinggal diedit sehingga lebih baik. Tulisan mengenai panggilan hidup masih dalam kerangka pikiran. Perlu disusun dengan lebih baik. Hehehe...
Suatu ketika, aku bersama seorang teman pernah menonton MV lagu dari Kiss (nama penyanyi). Lagu tersebut bercerita mengenai seorang cowok yang mendonorkan matanya kepada kekasihnya yang matanya buta akibat tidak sengaja menumpahkan cairan berbahaya ke matanya. Teman tersebut berkomentar, mengapa dia tidak memberikan sebelah matanya saja sehingga mereka masing-masing mempunyai sebelah mata yang dapat melihat. Dengan demikian keduanya bisa bersama. Kisah itu pun dapat berakhir dengan bahagia.
Mari kita belajar dan merenungkan mengenai lagu dan perkataan temanku itu.
Seandainya kita mencintai seseorang, apakah kita tidak akan memberikan bagian/hal terbaik dalam hidup kita buat orang yang kita cintai? Tentu saja kita akan memberikan yang terbaik bukan?
Ayo kita bandingkan kisah cinta di atas dengan kisah cinta yang terjadi 2000 tahun lebih di Golgota. Mari kita renungkan Yesaya 53
Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar,
dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN
dan sebagai tunas dari tanah kering.
Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia,
dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
Ia dihina dan dihindari orang,
seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan;
ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia
dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya,
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya,
padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas
dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian;
seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil,
dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya?
Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup,
dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik,
dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,
sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan.
Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah,
ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut,
dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Sesudah kesusahan jiwanya
ia akan melihat terang dan menjadi puas;
dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar,
akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan,
dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan,
yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut
dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak,
sekalipun ia menanggung dosa banyak orang
dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak
Menurutmu diantara kedua kisah tersebut di atas, manakah yang menceritakan kisah cinta yang paling besar? Kisah pertama atau kisah kedua? Mari kita beri perbandingan.
Kisah pertama : memberikan mata buat orang yang dicintainya
Kisah kedua : mati buat orang yang dicintai-Nya sekalipun orang yang dicintai tersebut tidak layak menerima pengorbanan sebesar itu
Sungguh ironis... Manusia seringkali meneteskan airmata untuk cinta yang semu. Cinta yang bisa memudar seiring dengan berjalannya waktu. Mereka seringkali lupa dan tidak menghargai cinta yang tak lekang oleh situasi dan waktu. Cinta yang tak pernah berubah dahulu, sekarang, maupun masa mendatang. Kita seringkali lupa mengenai cinta dan pengorbanan Kristus di kayu salib buat kita.
Mari kita renungkan dan mengingat kembali Cinta Pertama dan Terbesar dalam hidup kita. Jangan pernah menggantikannya dengan apapun.
Ketika saat ini kita tidak setia, segera kembali pada-Nya karena Dia memiliki kasih agape
Selamat merenungkan. Tuhan Yesus memberkati