Welcome...

Selamat datang di blog saya. Senang sekali ada yang mau berkunjung. Mencoba menjadi penulis yang baik. Menuliskan topik yang terjadi di sehari-hari berdasarkan pengalaman pribadi, lumayan panjang (walaupun capek mikir dan ngetik wakakaka...), inspiratif, informatif, dan tidak membosankan pembaca (karena saya males baca sebenarnya)... Semoga blog ini bermanfaat buat semua yang mampir. Terima kasih... :)

Wednesday, May 9, 2012

Dibutuhkan: Kasih Karunia

Kasihku : Kasih yang Terbatas

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap Senin aku akan pergi makan bersama seseorang yang sangat dekat denganku. Hari itu kami boleh makan sepuasnya setelah melewati enam hari lamanya menahan diri untuk berhemat. Demikianlah dua hari yang lalu kami pergi makan bersama setelah dia selesai klinik. Biasanya saat makan kami memperbincangkan banyak hal. Pada kesempatan kali ini dia mengatakan padaku bahwa dia telah memberitahukan mengenai apa yang kurasakan pada orang yang tidak aku sukai oh tidak lebih tepatnya orang yang aku benci. Aku membenci orang itu sudah cukup lama. Sudah berbulan-bulan lamanya kebencian itu tetap bertahan di hatiku dan tak mudah untuk hilang. Alasanku sebenarnya membenci orang itu karena aku menganggap dia tidak cukup peduli padaku. Aku sangat berharap dia mengasihiku tanpa batas namun kenyataannya... Uh... Aku sendiri pun tidak tahu... Kadang aku bertanya pada diriku sendiri “Aku mengharapkan dia mengasihiku tanpa batas. Apakah aku juga mengasihinya tanpa batas?” Jawabannya sangat jelas sekali. “Aku pun tidak mengasihinya tanpa batas.”

Berbicara mengenai “Kasih” membuatku teringat akan suatu peristiwa yang baru saja terjadi empat hari yang lalu. Saat itu aku bersama dengan seorang teman sedang survei harga pakaian di Tanah Abang. Ketika teman tersebut sedang sibuk memilih-milih barang yang akan dibelinya, aku dihampiri oleh seorang wanita usia sekitar pertengahan empat puluh. Wanita tersebut mengharapkan kemurahan hatiku dengan memberikannya sedikit dari uang yang aku punyai untuk biaya urut anaknya. Aku bingung harus bagaimana. Sebenarnya aku lumayan pelit memberi pada peminta-peminta karena mempunyai anggapan bahwa orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang malas bekerja. Di lain pihak sebenarnya aku ingin memberi namun kondisi keuanganku tidak memungkinkan karena aku harus berhemat hingga kiriman uang bulananku datang. Akhirnya aku menolak memberi. Sebelum pergi wanita itu memandangku dengan tatapan memelas lalu mengatakan, “Tuhan memberkatimu.” Wuih... Betapa aku terpana mendengar kalimat tersebut.

Memang kuakui betapa kasihku ini terbatas sekali...

Kasih Karunia : Kasih Tanpa Batas

Salah satu tokoh yang kukagumi adalah Rasul Paulus. Sudah lama aku mengagumi dirinya dan sudah lama sekali aku ingin membeli buku mengenai dirinya; Seri Tokoh Terbesar : Paulus, Seorang yang penuh kasih karunia dan tegar; profil karakter dari Charles R. Swindoll. Pada suatu kesempatan akhirnya dapat pula aku membeli buku tersebut.  Mengapa aku mengagumi Rasul Paulus? Karena dia adalah orang selain dari Kristus sendiri memberikan pengaruh yang begitu mendalam terhadap dunia pada zamannya dan juga pada zaman kita melalui tulisan-tulisannya.

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan secara cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Roma 3: 23-24

Paulus, penganiaya dan pembunuh orang-orang kudus Tuhan, mengerti dan menjelaskan kasih karunia lebih baik daripada orang-orang sezamannya. Mengapa? Karena dia tidak pernah berhenti bersyukur sebagai penerima kasih karunia itu. Kasih karunia Tuhan yang berlimpah-limpah mengubah agresor yang kejam ini menjadi seorang juru bicara Kristus yang rendah hati tetapi memiliki kuasa. Seseorang dengan ketegaran seperti itu sangat membutuhkan kasih karunia yang besar.

Melalui kehidupan Paulus, aku belajar banyak hal salah satunya adalah belajar menghargai kasih karunia. Jika menengok kembali ke kehidupanku yang dulu, betapa berlimpah-limpahnya kasih karunia yang aku terima. Betapa luar biasa Tuhan dalam kehidupanku. Aku yang terlahir dari keluarga bukan kristen, yang bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa bisa dipilihNya. Bukannya mengecilkan maupun menghina kepercayaan-kepercayaan lain, namun tanpa kasih karunia kita tidak bisa selamat. Keselamatan itu bukan hasil usaha melalui perbuatan baik kita. Jika mau jujur bisakah kita berbuat baik terus-menerus? Seperti peristiwa yang telah aku ceritakan di atas tadi, aku secara pribadi mengatakan bahwa aku tidak mampu. Hatiku ini hitam dan busuk seperti sampah. Memikirkan dan melakukan perbuatan baik mungkin sangat jarang sekali.

Setiap tokoh-tokoh terkemuka agama berbicara dan mengajarkan tentang kasih, perbuatan baik, jalan menuju ke surga, namun hanya ada satu tokoh yang pada dirinya sendiri terdapat semuanya itu yakni Kristus, Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku... “ Yohanes 14: 6. Hanya kasih karunia melalui Yesus Kristus yang mampu menembus semua batasan yang ada. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Yesaya 53:4-7. 

Tidak ada seorang pun yang bertemu Yesus yang hidupnya tidak berubah.

Kasih Karunia Dalam Penderitaan

Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa hal yang paling tidak kusukai pada diriku adalah tidak tahan menderita, suka mengeluh, dan mudah sekali jatuh dalam fase mengasihani diri sendiri. Aku ingat sekali perkataan seorang teman saat aku bercerita mengenai peristiwa tidak mengenakkan yang kualami. Teman itu mengatakan bahwa Tuhan mengizinkan peristiwa tidak mengenakkan terjadi supaya kelak aku dapat memberkati orang-orang yang mengalami hal sama. Penderitaan membawa berkat? Bagaimana mungkin hal itu terjadi?

Aku mengenal seseorang yang kehidupannya sangat memberkatiku melalui tulisan-tulisan yang ditulis di blognya. Dia terkena tumor ovarium sehingga kedua ovariumnya diangkat sehingga menyebabkan dia tidak bisa mempunyai anak. Pada saat sakit inilah dia mengenal Tuhan. Karena itulah tulisan-tulisannya banyak membahas mengenai christianity, parenting, relationship, dan diseases.

Salah satu pelayanan yang kulakukan walaupun tidak rutin adalah TMTN. Di sana ada dua orang wanita lanjut usia (lansia) yang secara rutin dilayani melalui kunjungan rumah. Kedua wanita lansia menderita stroke. Ketika melakukan kunjungan rumah tidak tahu mengapa aku bisa dengan mudah bersimpati pada mereka padahal aku bukanlah orang yang mudah simpati dengan penderitaan orang lain. Oh ternyata karena kami mengalami latar belakang yang sama. Kalau keduanya menderita stroke, aku memang tidak menderita stroke, melainkan ayahkulah yang stroke.

Terkadang Tuhan memakai penderitaan untuk mengajarkan kepada kita mengenai pengharapan dan kasih. Pengharapan dan kasih yang hanya didapatkan di dalam dan melalui Dia.

Hidup (Melayani) Oleh Kasih Karunia

Salah satu profesi, tanpa mengecilkan profesi lain, yang selalu berhubungan dengan penderitaan adalah dokter. Setiap kali dokter harus berhadapan dengan kesakitan, kemiskinan (pasien yang tidak mampu membayar biaya pengobatan) juga bahkan kematian. Coba bayangkan jika seorang dokter mirip dengan penjagal hewan yang seperti dalam bayanganku. Mau beli sapi berapa kilo? Mau daging sebelah mana? Has, lidah atau buntutnya atau mungkin mau rusuknya? Yang setelah pembeli menyebutkan bagian yang diinginkannya langsung main potong saja. Hih... Betapa mengerikannya. Atau mungkin mirip seperti robot yang saat ini teknologinya sedang dikembangkan? Yang cuma bisa menerima perintah tanpa pernah benar-benar bisa memahami. Wuih...

Aku pernah membawa ayah berobat ke salah seorang dokter spesialis mata di sebuah center mata terkemuka di Jakarta. Tanpa banyak bertanya dokter tersebut langsung memeriksa dan menyarankan untuk operasi tanpa adanya penjelasan sama sekali ketika ditanya. Sangat menjengkelkan sekali.

Dokter yang berbuat baik. Seperti apakah dokter dengan perbuatan baik yang diharapkan? Perbuatan baik ini pernah diangkat sebagai bahan diskusi oleh seorang teman pada saat KTB. Apakah perbedaan perbuatan baik yang dilakukan oleh orang kristen dibandingkan perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang non kristen? Bukankah sama-sama melakukan perbuatan baik? Keistimewaan perbuatan baik orang kristen apa?

Mengenai hal ini dijelaskan secara lengkap oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma (bisa baca sendiri biar lebih jelas). Secara garis besar Kitab Roma dibuka dengan salam, keinginan Palus ke Roma, hukuman Allah, dosa, pembenaran oleh iman, dan hidup oleh Roh. Kita tidak sedang eksposisi kitab Roma saat ini. Yang ingin kutekankan bahwa manusia itu hidup dalam dosa:
Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: “ Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah, kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka, dan jalan damai tidak mereka kenal; rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.'' Roma 3:9-18

Kemudian diselamatkan oleh iman kepada Yesus Kristus secara cuma-cuma
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan secara cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Roma 3: 23-24

Lalu hidup dalam Roh, termasuk salah satunya yakni hidup (melayani) dalam kasih karunia
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Roma 12:9-18

Jadi apa perbedaan perbuatan baik kita dengan orang-orang lain:
Kita menerima kasih karunia dan hidup melayani dengan berbuat baik oleh kasih karunia

No comments:

Post a Comment